Sunset Hunting at Ratu Boko by Bike!

sunset-hunters1

Gila, tolol, bodoh! Itulah kata-kata yang rasanya tepat dilontarkan kepada 3 ekor eblis laknat terkutuk yang menamakan diri mereka, The Tri Mas Kenthir.

Gimana ndak kenthir, dengan berpedoman pada semboyan, “do first think later” dan “doing without thinking”, tiga trio eblis ini melakukan perjalanan ke Alam Baka Candi Ratu Boko menggunakan sepeda hanya untuk mengejar sunset!

Ya, ya. Setelah dihajar kopdar, saya pun kembali menikmati dunia saya, dunia keluyuran yang kali ini jelas lebih bebas dan puwas! \:d/

Kompleks Candi Ratu Boko terletak di Dusun Plembon, Kecamatan Prambanan, Sleman. berjarak kurang lebih 18 km dari Jogja, dan terletak sekitar 2 km sebelah selatan dari Candi Prambanan. Candi ini terletak di bukit berketinggian sekitar 196 meter di atas permukaan laut dan merupakan kompleks candi bercorak perpaduan Budha-Hindu.

Sebagai candi, Candi Ratu Boko merupakan kompleks yang cukup unik. Ditengarai candi ini merupakan bekas istana, kraton, atau tempat tinggal raja, karena di kompleks candi ini terdapat bekas pemandian, keputren, sendang, sumur, dan pendopo. Siapa Ratu Boko itu sendiri pun masih menjadi misteri.

Ada beberapa versi cerita tentang Ratu Boko, tapi versi yang saya ketahui adalah seorang Raja (Ratu di sini diidentikkan dengan Raja) yang mempunyai putri cantik bernama Roro Jonggrang. Roro Jonggrang ini dilamar oleh seorang pangeran sakti bernama Bandung Bondowoso.

Roro Jonggrang memberikan syarat kepada Bandung Bondowoso untuk membangung 1.000 candi dalam waktu semalam, yang tujuan sebenarnya adalah untuk menolak lamaran Bandung Bondowoso. Karena Bandung Bondowoso ternyata hampir selesai melakukan tugasnya, Roro Jonggrang berbuat curang dengan memukul alu dan lesung untuk membangunkan ayam seolah-olah hari itu sudah pagi. Bandung Bondowoso marah kemudian mengutuk Roro Jonggrang menjadi patung di dalam candi terakhir, yang sekarang candi ini terkenal dengan nama Candi Prambanan.

Selain candi, di kompleks ini juga dapat kita temukan berbagai paket wisata menarik yang bisa dilakukan pagi, sore, dan malam hari. Beberapa paket wisata tersebut adalah Boko Camping, Boko Eskavasi, Boko Konservasi, Boko Restoran, Boko Sunset, dan Boko Tracking. Nah, kami trio eblis mencoba melakukan aksi wisata sendiri, yaitu perpaduan antara biking dan sunset hunting, karena konon senja di atas bukit ini memberikan pesona yang luar biasa!

Kami berangkat dari base camp kami, Gang Jeruk, lalu menelusuri ring road dan berbelok menuju Prambanan. Setelah sampai di Prambanan, kami pun mengambil jalur ke selatan.

Dengan bermodalkan sebuah sepeda gunung dan sebuah sepeda kebo alias sepeda tukang, kami berangkat pukul 16.10 WIB. Perjalanan yang memakan waktu kira-kira 1½ jam ini bener-bener melatih menyiksa kekuatan paha, betis, pinggang, dan bahkan mengancam masa depan.

Ide gila terkutuk yang dadakan dot kom ini bener-bener menggoda dan menantang. Jalanan menanjak ketika memasuki kawasan candi pun sempat membuat kami misah-misuh. Ditambah jalanan bergeronjal membuat saya yang mbonceng sepeda kebo yang dikemudikan Dipto sering misah-misuh, “Jancuk! Spermaku isoh rusak ngene carane!”.

Kami bersepeda dengan santai menyusuri Jalan Solo. Beberapa kali saya dan Dipto berganti joki sedangkan Didit dengan santainya meninggalkan kami di depan. Jirut! Dia enak karena sepedanya menggunakan gear, sedangkan kami menggunakan pit kebo yang memerlukan lebih banyak energi dan konsentrasi apalagi ketika trek menanjak.

melahap tanjakan bukit Ratu Boko

Singkat kata, kami pun mulai memasuki bukit Boko. Jalan menanjak membuat kami terpaksa turun dari sepeda dan menuntunnya. Karena tubuh renta dan fisik yang tak terlatih, membuat kami sempet ngos-ngosan. Dan setelah tersiksa oleh trek jahanam keparat itu, sampai juga kami di Kompleks Candi Ratu Boko. Perasaan kami jelas PUAS! Ditambah badan gembrobyos karena ngonthel diterpa angin semilir yang nikmat membuat perjalanan bodoh kami seolah-olah tak sia-sia! #:-S

Tiket masuk seharga 7.000 rupiah ditambah biaya kamera 500 rupiah memang dirasa cukup murah. Apalagi suasana sunyi kawasan wisata ini (la iya, siapa juga yang nyasar ke candi maghrib-maghrib, kalo bukan wong edan) membuat kami lebih lelusa berfoto-foto! b-)

Di pintu masuk Candi Ratu Boko

Sepeda di depan Candi Ratu Boko

Kompleks Candi Ratu Boko ini ada beberapa bagian. Begitu masuk, kami menjumpai gapura pertama yang mempunyai 3 pintu dan gapura kedua terdapat 5 pintu. Setelah melalui 2 gapura ini, kami menjumpai lapangan luas. Di sebelah utara terdapat bekas Candi Pembakaran yang konon berfungsi untuk membakar jenazah, Candi Batu Putih yang sedang direkonstruksi, pendopo, dan sendang. Kami tak sempat menjelajah seluruh bagian kompleks karena senja mulai datang.

Di gerbang Candi Ratu Boko

menuruni candi menggunakan sepeda

Sayang seribu sayang, tujuan awal kami menikmati matahari terbenam dari atas bukit ini justru tidak tercapai. Langit Jogja yang dipenuhi awan membuat matahari tidak terlihat dari atas bukit. Padahal kami sudah membayangkan indahnya suasana sunset di lokasi ini. :-<

Senja di Candi Ratu Boko

Tapi tak mengapa lah. Menikmati senja di kompleks candi ini memang pengalaman luar biasa. Kami sempat melihat suasana Jalan Solo dan Candi Prambanan bermandikan cahaya. Hanya saja sayang kami ndak sempat berkeliling karena suasana yang menjelang gelap serta nuansa mistis mulai terasa. Setelah puas, kami pun memutuskan turun dan menemui Yang Maha Kuasa.

Setelah gelap, barulah kami berpikir tentang bagaimana pulangnya. Blaik! Jalanan yang tadi kami lewati lumayan sempit, tanjakannya keparat, dan tiada lampu penerangan di kanan-kiri jalan. Ya sudah, waton bismillah dan pasrah kepada Gusti Allah, kami pun menunggangi kembali sepeda kami lalu memacu adrenalin dan kepekaan feeling. Meluncur dari atas bukit di tengah gelap bener-bener pengalaman luar biasa! Ndasmu! :-S

Alhamdulillahnya lagi, kami pun bisa kembali ke Jogja dengan selamat! #:-S

Sebuah pengalaman berkesan, bahkan saking berkesannya, Didit sampe anyang-anyangen gara-gara nggenjot dari Boko ke Jogja, dan rasa njarem masih terasa di sekitar pangkal paha saya. :-<

Eh, saya jadi mandul gak ya? *teringat rute jalan yang menyiksa sperma* 😕

Link terkait:

48 comments

  1. kerennnn…hebat rak meledak kempolmu le??? kapan aku melu yow hihihi ben langsung ehhh langsing 😛

  2. siapkan selangkangan…eh….dirimu PRAJURIT!!!

    rute selanjutnya, pilih jawaban yang menurutmu paling tepat :
    a. rute setan jalur utara Jogja-Solo
    b. kembali ke pohon..eh…menara Pandansari !
    c. menelusuri sisa candi-candi yang berserakan di Kalasan dsktrnya
    d. muter2 Jogja ndak jelas melewati selokan mataram
    e. ………..tuliskan alternatif jawaban lainnya………

  3. Wah!! Dadi pengen mulih!! kangen ro ibukku
    Mas, aku biasa ro ibukku diajak muter2. nemeni dia latihan. pernah waktu aku smp naik sepeda balapan ma ibukku dari magelang ampe sleman. cuapek tenan

  4. Dia enak karena sepedanya menggunakan gear, sedangkan kami menggunakan pit kebo

    memange pit kebo ki ra nganggo gir yo?

  5. wah, sudah lama ya gak liat situsmu. hehehe.. ternyata semakin keren. postingmu lucu2 juga. dan masih gila kayak dulu. kekeke… nah, supaya seru… tak temenin ngeblog lagi. semoga gak kelamaan hiatus seperti dulu sewaktu masih hosting di ugm. situsmu sudah tak link (ini pemberitahuan sekaligus izin. kekeke…).

  6. hiks… pen balik ke boko lagi… gyaaaa..
    btw, pas makrab angkatanQ, motornya uthie pernah mati mendadak di tanjakan2 itu 😀 gheheheheheheh…

  7. jian, wangun tenan……
    kira2 sanggup gak menelusuri selokan mataram dari barat sampai timur plus nganggo acara balapan…>:)

  8. Wuekekeke… tibakno iso cak cuk cak cuk jancuk sisan… buahahahaha…

    Mandul itu kalo gak salah lagunya Bang Haji Rhoma Irama yak… ^,^ Yah moga aja ga mondal-mandul Zam… hihihihi…

  9. waduh..baca kalimat terakhir kok rada ngeri ya. Coba periksa ke dokter deh mas. Aga khawatir juga apalagi baca postingan mu ini. Apa krn didramatisir aja ya? hehe.
    Btw, itu maghrib2an? kok kayak pagi2 ya dr fotonya. waduh..aneh euy. terang bgt soalnya langitnya.

  10. Suntuk dab…….. ono hiburan moco postinganmu hhehehehe, wec nyobo ngontel neng kaliurang 😀

  11. weks :O numpak speda karo mangan sego jancuk pincuk =P~
    jian eram :-j segone pisuhane manteb rek :)) =))

    aku diajak misuh-misuh jalan-jalan po’o jhee 😀

  12. thank you yaaaaa!!!
    Site ini berguna buat nyari tugas sekolah SD..
    Tapi masih kurang lengkap!!!!!!!
    Majuuuuuuuuuuuuu!!!
    ella..
    ella..
    ella..
    eh..
    =p

  13. aduh… sebenernya aku sedih melihat peninggalan situs-situs bersejarah bangsa kita…. (Karena aku yakin senyumpun tak dapat mengubah keadaan ini)
    :pisang

  14. hahahaha, wong uediyan !!! ngonthel ke boko pake sepeda jawa. ga pake sepeda statis sekalian???:d/

    eh, ehm, sebenarnya di jogja sudah ada lho, komunitas pesepeda yg rutenya gila2an. kakakku aktif disitu. dulu rutin tiap minggu, dr joga ke pakem bablas. trus setelah pindah MTB -mounain bike- rutenya lebih menantang krn blusukan kadang menerobos gunung, alias downhill.

    aku ga melu lah, masih sayang ma kaki (memberi kesempatan buat yg foot fetish, hahaha):”>

    tp sempet dicritani rutenya dan ‘ndoyok’ blusukan liat rutenya. aku pikir, waaah kenapa ga ada yg menjual dibikin sbg paket wisata ya….

    kan buat bule2, asik bgt tuh, pit2an ke sawah blusukan bareng kebo dsb. sekali2 nanjak tp yo ora nanggo onthel to yo mas….^^ tolol bener :d

  15. Kayak asyik banget ya jalan ke istana ratu boko. Tapi aku PROTES !!!! TES TES TES
    Dengan berpose pake speda di candi TIDAK membuat kamu jadi OK. Kamu merusak, tidak sepantasnya kamu pake speda naik ke situ. Kamu tidak menghargai peninggalan nenek moyang mu tahu.

Comments are closed.