Pizza Meteran, Lezatnya Panjang!

Pizza, ternyata ndak hanya berbentuk bundar seperti yang kita kenal selama ini. Isi atau toppingnya pun, ternyata ndak harus melulu itu-itu aja.

Di Bogor, ada pizza yang dijual dalam skala ukuran meter. Ya, seperti beli kain, namun kita ndak harus beli sepanjang beberapa meter, namun cukup beberapa centimeter saja.

Hari Ahad (9/11) lalu, saya, Dita, dan Suprie nyobain pizza meteran tersebut yang dijual di Pastel & Pizza Risttafel Pap, Jalan Binamarga I/1, Bogor. Letaknya pun cukup strategis. Berada di tepi jalan tol Jagorawi, ketika keluar dari gerbang tol Bogor, ambil arah ke Tanah Baru (Novotel Bogor).

Bangunan bercorak art-deco ini begitu mengesankan. Kanopi-kanopi yang berada di atas jendela berkotak-kotak, plus lampu-lampu gantung, serta desain interior yang bergaya campuran Eropa dan Indonesia benar-benar memberikan konsep berbeda.

Bagi yang pernah berkunjung ke DBC, Macaroni Panggang, atau Pie Apple Pie, suasana semacam ini tentunya ndak asing lagi. Tentu saja, karena pengelola keempat resto tersebut masih dalam satu grup.

Kami langsung menuju ke lantai paling atas yang diberi nama ruang “jantung pisang”. Kami memilih ruangan ini karena menginginkan pemandangan yang lebih leluasa.

Sebenernya ada beberapa ruangan yang bisa dipilih. Namun kami memilih berada di ruangan paling atas.

Kami pun memesan menu andalah resto ini, pizza meteran. Kami memesan pizza sepanjang seperempat meter yang berisi 4 slice pizza. Harganya pun cukup murah, 9 ribu rupiah per slice. Per slice memiliki panjang sekitar 15 cm dengan lebar sekitar 6 cm (25 cm / 4).

Rasa dari pizza ini begitu unik. Beef pizza yang kami pesan ini rupanya diisi dengan berbagai macam sayuran, ada wortel, kacang kapri, hingga biji jagung manis, plus irisan jamur kuping yang di atasnya diseruti keju chedar.

Rotinya pun empuk, beda banget dengan pizza waralaba semacam Pizza Hut atau Papa Ron’s. Rupanya bahan dasar roti pizza ini hampir sama dengan bahan dasar pie yang juga dijual di tempat ini. Pantas saja terasa beda dan enak.

Selain genre asin, resto ini juga menjual pizza dari genre manis. Pizza dengan topping coklat berhias strawberry sayangnya belum sempat saya coba ketika melihatnya di meja depan.

Sebuah tungku dari batu bata juga dapat kita lihat ketika kita masuk. Tungku ini masih dipakai walau sangat jarang dikarenakan kendala sulitnya mencari kayu sebagai bahan bakar tungku ini. Bila pizza dipanggang dengan tungku ini, rasanya pun akan lebih mantab.

Kami mencoba turun ke bawah. Tak hanya meja-kursi, ada tempat khusus bagi kita yang ingin menikmati pizza sambil duduk bersila sambil beralaskan bantal duduk. Kursinya yang terbuat dari campuran besi dan kayu juga terasa empuk karena bantalan pantat yang tebal.

Tempat ini memang cocok untuk merayakan ultah atau kopdar karena tempatnya yang luas. Makanannya pun enak dan boleh ditjoebaken.

Namun sayang ada yang kurang. Saya sempat menemukan ada sinyal wi-fi di tempat ini, namun rupanya tidak aktif. Menurut pelayan, memang akan ada wi-fi, namun perkara gratis, saya meragukan. Kalo mo yang gratis dan kuenceng, datang aja ke Wetiga. 😀

Belum lagi adanya biaya colok listrik yang mahalnya minta ampun. Untuk laptop, sejam dikenai biaya 10 ribu dan untuk henpon (charging batere) dikenai 5 ribu per jam.

Ah, rasanya akan lebih asyik kalo ada wi-fi gratis dan bebas nyolok listrik. Dijamin tempat ini bakal jadi tempat nongkrong yang asyik.

Atau kita tunggu saja Wetiga buka cabang di Bogor? ;))

39 comments

  1. saya suka pizzanya! saya suka lemon squashnya! saya suka mie yaminnya! saya suka minum teh di mug besarnya!

    << ketauan makan segini banyak waktu nongkrong kemaren hehehe

  2. pizza…? si Cipluk-ku paling suka, biasa korban iklan.
    tapi Mboke seneng juga, dgn dalih anaknya yg minta pasti langsung dibeliin ama Ayahnya. padahal yg ngabisin ya Mboke… :d

  3. hmm… klu mampir kesini bawaanya pasti laperr muluuu 🙂

    zam, dgr2 ada warung hang-out baru yaa? iko yg cerita, aku blom sempet mampir. still busy indeed! hihi.. but still hopes i could see you there 🙂

  4. klo bentuknya kotak bgitu kok kayaknya kurang menarik ya? 😕

    disitu disediain tabasco ga yah? rasanya kurang mantab makan pizza cuma pake saos tanpa ditetesin tabasco, hehehehe…:d

  5. ada yang belum di review bro, disini tuh setau aku menjual es fala alias es pala termurah di dunia yakni hanya dan cuma Rp.500,-

    aku lom nemuin sih di tempat laen

    ^^v

  6. wuahhhh ,,mantapp pas baca awalnya, giliran baca akhirannya, walahh,, ternyata ada cacatnya … hehehehe …

    salam kenal ^0^

  7. tampak lezat..jadi penasaran..btw, kalo pizzanya meteran gitu, berarti loyang sama ovennya meteran dong..wuihhh..*takjub*

  8. wow….
    amazing bwanged (NORAK)
    hehehehe……. :d

    coz, aku biasa’a mkan pizza bulet…..
    g d mterin….

    gmana??? 😕
    Mw coba???
    SEERRRBBBUUUUU……..

  9. hari selasa kmrn turun dr puncak udh niaaat bgt mo mampir ke sini. krn blm prnh, jd qt muter2 ga karuan nyari tmpatnya. kejebak muuaaaceeet. ppffuuuh… batal deeh.. sediiih bgt..!!
    next time pasti gw dtg..!!

  10. Pengen banget ih siapa ya yg mo traktir…ntar aq ksh balik senyuman yg manis n mmh mmh… duh ni pizza ga abis2…

  11. Hi ..
    Bravo JENGJENGMATHRIPHE!
    Ada beberapa yang sudah berubah di pastel pizza & rijsttafel (per Nopember 2010), Harga pizzanya udah naik menjadi 15.000 s/d 23.000 perslicenya, hal ini karena update dari harga2 bahan baku yang udah naik juga….
    dan sudah tidak ada lagi charge listrik untuk hp atau laptop…(dari banyaknya masukan dari konsumen).
    Well, terimakasih untuk JENGJENGMATHRIPHE! atas informasi hebat ini, Kami atas nama PAPRIJST mengucapkan banyak2 terimakasih.

Comments are closed.