Jajanan Pasar Beringharjo

Jajanan Pasar Beringharjo Hunting Tour

Seperti janji saya kemarin, kali ini saya mo posting soal hasil perburuan Beringharjo Hunting Tour bareng JSers Jogja kemarin itu. Jadi bersiap-siaplah ngiler dan ngeces-ngeces.. =p~

Sebagai kekayaan food heritage Jogja, makanan ini semakin lama dan semakin terpinggirkan. Bahkan kami harus ngubek-ubek hingga ke sudut-sudut pasar. Beberapa di antaranya memang kami temukan di pinggiran pasar sih, tapi tetep saja susah menemukannya! Apalagi yang jual sudah simbah-simbah, membuat kesan beberapa makanan ini hampir punah jika tidak diselamatkan dan diperkenalkan kepada generasi muda. Halah!

Makanan tradisional ini mungkin di tempat lain beda namanya. Bahkan beberapa nama makanan itu saya baru dengar dan baru tau bentuk dan rasanya ya pas ikutan acara kemarin itu. Jadi kalo temen-temen menemukan makanan sejenis tapi berbeda nama, tak perlu dipermasalahkan bukan? 😉

Beberapa makanan yang akan saya tulis di sini antara lain: Kue Mata Kebo (ada yang menyebut dengan Mendhut atau Kue Putri Mandi), Kue Mangkuk, berbagi jenis bubur, Roti Kolomben, Bakmi Pentil, Bolu Emprit, berbagai umbi-umbian, Biskuit Jahe, Kethak Manis, Blondho, dan Growol.

KUE MATA KEBO / MENDHUT / KUE PUTRI MANDI

Kue Mata Kebo / Mendhut / Kue Putri Mandi

Seperti namanya, kue ini berbentuk seperti mata kerbau, walau mata kerbau jelas berbeda bentuknya dengan kue ini. 😀

Awalnya saya taunya ini kue adalah mendhut, walau mendhut hanya terdiri dari sebuah tongolan saja sedangkan ini ada 2 tongolan. 😀 Ada juga yang bilang ini adalah Kue Putri Mandi. Kalo Kue Putri Mandi, kira-kira apanya yang membuat kue ini disebut “Putri mandi”, ya? >:)

Kue ini terbuat dari tepung ketan yang berisi unti (parutan kelapa bercampur gula merah) berwarna merah dan hujau kemudian disiram dengan adonan putih yang terbuat dari tepung beras. Adonan ini kemudian dibungkus dengan daun pisang kemudian dikukus.

Sedangkan versi lain menyebutkan bahwa Kue Mata Kebo itu berisi kacang hijau, sedangkan yang berisi unti ini disebut dengan Kue Putri Mandi. Seperti yang saya bilang, bentuk boleh sama, tapi nama bisa beda. 😀

Rasanya? Kenyal-kenyal tapi manis. =p~

Penjual kue ini bisa ditemukan di depan pintu masuk Pasar Beringharjo sebelah selatan, bercampur dengan penjual pecel.

KUE MANGKUK

Kue Mangkuk

Kue berbentuk seperti bolu ini disebut Kue Mangkuk. Terbuat dari tepung beras, yang kemudian diberi sumba (pewarna makanan) berwarna merah. Kalo bolu dibungkus kertas, kue ini dibungkus daun pisang di bawahnya.

Rasanya manis dan teksturnya tidak sepadat kue bolu. Disebut Kue Mangkuk karena bentuk wadahnya yang terbuat dari daun pisang ini mirip mangkuk.

Kue ini dijual di tempat saya membeli Kue Mata Kebo.

BERBAGAI JENIS BUBUR

Penjual Bubur

Kalo di sini, istilah jenang itu bisa dibilang bubur yang manis. Jadi kalo orang bilang mau beli jenang, itu maksudnya ya bubur. Kalo bubur biasanya identik dengan bubur yang asin.

Nah, di sini saya menemukan Bubur (jenang) Ngangrang atau Rangrang. Bubur ini berwarna kuning, terbuat dari ketan, dan sekilas memang terlihat seperti kumpulan semut Rangrang. Rasanya manis dan terdapat sensasi rasa jahenya.

Kemudian yang warna merah itu adalah bubur mutiara. Bukan mutiara dari tiram terus dibikin bubur, tapi terbuat dari sagu yang dibentuk bulat-bulat kecil mirip mutiara. Rasanya manis.

Bubur yang berwarna coklat itu adalah bubur Ubi-Nangka-Kelapa. Dari namanya sudah jelas bahwa bahannya adalah ubi jalar (ketela), nangka, dan kelapa muda. Rasanya manis juga.

Bubur-bubur ini biasa dimakan bareng Bubur Sumsum yang berwarna putih yang terbuat dari tepung beras. Rasanya gurih, biasanya ditambahi juruh (gula merah yang dicairkan). Kali ini Bubur Sumsum dimakan bersama Bubur Ngangrang, Bubur Mutiara, dan Bubur Ubi-Nangka-Kelapa.

Kalo disusun, susunannya adalah, Bubur Ngangrang di bagian paling bawah, kemudian Bubur Sumsum, lalu Bubur Ubi-Nangka-Kelapa, dan Bubur Mutiara di bagain atas. Setelah itu, di atasnya disiram santan yang gurih.

ROTI KOLOMBEN

Roti Kolomben

Roti ini saya dengar pas acara briefing. Jadi sebelum berburu, kami semua diberi gambaran kira-kira makanan apa yang bisa kami dapatkan.

“Bentuknya mirip mobil sedan”, kata Mbak Yuni. Eh ternyata bentuknya lebih mirip duit tail di film-film kungfu tiongkok itu. Kotak, tapi ada semacam tonjolan di tengahnya..

Roti ini strukturnya mirip-mirip Cakwe, tapi pori-porinya lebih sempit. Sepertinya hanya terbuat dari tepung terigu, telur, gula, dan ragi. Roti ini ringan dan tidak padat. Rasanya sih biasa, standar.

Menurut cerita sih, roti ini merupakan roti yang sering dimakan oleh para kaum menengah ke bawah alias kere. Kata “kolomben” diduga berasal dari kata “kala mben” yang berarti “dahulu kala”. Bisa jadi roti ini “dulu” begitu populer dan amat sedikit ditemukan, sehingga disebut “roti” pada masa dahulu.

BAKMI PENTIL

Bakmi Pentil

Eits, awas! Jangan salah menyebut nama bakmi ini. Kepleset sedikit ketika nyebut huruf è jadi é bisa berabe!

Bakmi ini disebut pentil karena bentuknya mirip dengan pentil sepeda. Itu loh, karet berwarna merah pada sistem katup pada ban jaman dulu. Kalo sekarang, ban berpentil sudah jarang digunakan.

Terbuat dari tepung kanji, membuat bakmi ini terasa kenyal dan ulet. Rasanya asin sehingga untuk memakannya perlu ditemani dengan sejumput sambel. Ada 2 jenis bakmi, yang kuning dan putih. Yang kuning ukurannya lebih besar dan tebal daripada yang putih, rasanya sih sama saja.

BOLU EMPRIT

Bolu Emprit

Bentuk kue ini jangan dibayangkan empuk seperti kue bolu ya, tapi justru keras. Sekilas bentuknya kayak biskuit bayi, tapi rasanya manis banget.

Sepertinya terbuat dari adonan gula karena rasa kue ini asli manis banget kayak Kue Semprit. Walau keras, tapi setelah di lidah, langsung mak nyess..

Disebut Bolu Emprit karena diduga bentuknya yang mungil dan berwarna coklat seperti Burung Emprit (Burung Gereja).

GEMBILI, KEMPUL, UWI, SUWEK

Gembili, Kempul, Uwi, Suwek

Ini dia golongan umbi-umbian yang mungkin jarang kita kenal. Ternyata ndak hanya singkong, ketela, dan gadung saja yang enak dimakan dan mengenyangkan, tapi beberapa jenis umbi ini pun bisa dijadikan makanan pokok.

Pertama adalah Gembili. Di gambar, Gembili itu yang paling kiri, kecil, bentuknya lonjong. Rasanya sedikit tawar, teksturnya lembut. Kemudian ada Kempul yang sekilas mirip dengan Talas atau Bentul. Mungkin sekeluarga, atau memang namanya saja yang beda?

Lalu yang warnanya pink itu namanya Suwek. Awas ini bukan “tak suwek-suwek cangkemmu” yang jadi trademark-nya si Tukul lo ya. Membacanya “suwék”. Dan yang terakhir yang warnanya kuning itu disebut Uwi.

BISKUIT JAHE

Biskuit Jahe

Ini dia biskuit yang unik. Rasa jahenya langsung nendang sejak gigitan pertama. Sensasinya serasa kita mengunyah batang jahe. Apalagi kalo disantap sambil dicelup ke susu hangat dengan kemasan menggiurkan. Weh.. =p~

Ini biskuit bisa dibilang langka. Gimana ndak langka, biskuit ini sudah jarang ditemukan. Memang ada sih, beberapa bisa kita temukan di supermarket besar, tapi sensasi jahenya ndak senendang sensasi jahe biskuit pasaran ini.

Don’t judge a food by its look. Ungkapan ini sangat cocok diberikan kepada 3 jenis makanan yang akan saya bahas terakhir ini. Temen-temen JSers memberikan label “juara” pada 3 makanan ini.

KETHAK MANIS

Kethak Manis

Pertama yang akan kita cicipi adalah Kethak. Sebenernya ada beberapa jenis Kethak, ada yang pedas, asin, dan manis. Kebetulan yang saya temukan ini versi Kethak Manis.

Bahannya dari ampas kelapa yang sudah diambil minyaknya. Jadi kalo mo bikin minyak dari kelapa, kan itu kelapa diperas sampai ampasnya kering, nah ampas inilah yang dipakai sebagai bahan baku Kethak.

Aromanya langsung tercium ketika bungkus daun pisang ini dibuka. Tengik. Setelah dicicipi, kami semua terkejut. Dahsyat bener ini Kethak. Rasanya manis-manis tapi berasa getir dan ngeres banget, dan aromanya ternyata didukung oleh rasanya yang “dahsyat dan mengejutkan” ini.

Tampilan manisnya yang mirip Lemper ini ternyata bisa menipu. Tapi ini masih belum seberapa bila dibandingkan dengan juara berikutnya.

BLONDHO

Blondho

Di tempat kedua, ada Blondho. Bahan dari Blondho ini tak jauh beda dengan bahan Kethak. Masih dengan menggunakan ampas kelapa yang telah diambil minyaknya, aroma dan rasa makanan ini begitu “nendang”. b-(

Makanan ini bisa dicemil langsung (hebat bener yang berani ngemil makanan ini) tapi sering dipake buat campuran masakan. Kuah gudeg yang kental itu konon menggunakan Blondho ini sebagai bahan campurannya.

GROWOL

Growol

Inilah dia sang jawara kita. Rekan-rekan JSers yang lain langsung sepakat ketika menentukan siapa jawara dari perburuan makanan kami.

Growol. Benda ini bener-bener pandai berkamuflase. Bentuknya yang cantik rupanya tidak seramah rasanya. Beberapa rekan JSers yang mencicipi makanan ini langsung berubah ekspresi wajahnya. Saya yang bertugas mengambil gambar pun tak kuasa menahan “karisma” makanan ini sehingga membuat tangan gemetar dan gambar yang saya ambil menjadi ngeblur.

Sekilas kita akan tergiur, tetapi setelah anda mencium aroma apalagi merasakannya, wuiihh.. *speechless* 😐

Terbuat dari sejenis singkong, dengan sebuah benda berwarna hitam nongkrong manis di atasnya. Awalnya benda hitam manis itu kami kira semacam kumbu (kacang hijau yang ditumbuk halus) atau apalah yang manis.

Setelah ditowel, teksturnya berpasir. Ketika dicium.. 😮 Oh mai got! Dan ketika benda itu masuk ke dalam mulut.. “Masya Allah.. Benda apakah yang telah saya masukkan ke dalam mulutku ini?” :((

Hii.. Kalo mengingat benda itu, saya masih bergidik merinding. Rasanya pantas kalo makanan ini dihidangkan pada acara Fear Factor deh.

Kira-kira itulah sekelumit kisah dan beberapa makanan yang kami temukan. Masih banyak sebenernya yang belum tereksplorasi. Apa pun bentuk, nama, dan rasanya, jenis-jenis makanan tersebut tetaplah food heritage yang harus tetap kita lestarikan.

Akan lebih baik lagi bila makanan tradisional ini bisa bersanding dengan makanan-makanan (yang katanya) modern tapi penuh bahan kimia itu. 😉

76 comments

  1. komplit banget, di kampungku kok gak ada ya Kue Mata Kebo, growol, kethak. kalau kue kelombon= roti sedan. 🙂

  2. *cacing perut berontak liat foto2 jajanan*

    hayo tanggung jawab karena membuat cacing perut saya memberontak! hu3.

  3. kayaknya, postingan foto2mu di multiply tentang ini bakal banyak pengunjungnya, zam, mulai milis CA, loenpia, JS, orang multiply sendiri, hhhh… seleb banget yah sekarang.

    tentang roti kolomben, mengingatku pada wadai klemben di bjm sini, di sini wadai klemben = kue bolu. penampakan roti kolomben di atas itu malah kayak roti sagu di sini, yang, of course, terbuat dari sagu. enak.

    btw, bubur2 yang disbutin di atas, saya sukkaaaaa! *slurp*

  4. Sorry for double posting, tapi roti kolomben itu mirip kue bantal ya. Btw, ini keycode kok dangdoet2 bener sih, istilah2 dalam permbuatan skripsi ya? Deuhhh segitu cintanya hihihi. Apakan komen saya sudah cukup menyebalkan? Kalau begiitu saya ciao dulu deh.

  5. Kang!! Kang!! dari semua itu yang aku belum pernah makan itu Bakmi Pen..Til he…. 😛
    EMang enak bakmi pentil itu?

  6. mbok pangan kabeh mas? kok rak lemu2x?

    banyak yg sering aku makan (gak sering sih.. paling nggak pernah lah) tapi aku gak tau namanya..

    kayaknya prognosis kelestariannya emang buruk 🙁 semoga blog ini dapat mengabadikannya jika makanan ini telah punah.. halah…

  7. ada beberapa yg aku kenal dan pernah ngincipi, tapi lebih banyak yg hostile 😀 menarik! bakmi pentil itu keliatannya lucu.

    nanti kalo ada kesempatan berkunjung ke jogja, aku perlu ketemu kamu zam hihihi 😀 btw nggak kangen sama roti maryam? gule kambing kacang ijo? 😀

  8. Toooop banget, lengkap bener laporan jajan ndeso. Banyk yang aku ndak tauuu. Apalagi Bakmi Pentil …, aku pikir aloot kayak makan karet gelang gitu hhehehee…. Hidup Ndeso…eh jajan Ndesooo

  9. sekarang ini banyak makanan tradisional yang menggunakan bahan kimia lho zam, jadi ya gak bisa diartikan kalo semua makanan tradisional itu sehat… mesti pilih-pilih juga 😀

  10. aku cuman tau kue mangkuk doang 😀

    *mas, keycodeku ‘ratna’. cieh, cieh… sapa tuuuuhhh?? ;))*
    sukses Ta-nya yah! daku nunggu makan2nya saja 😀

  11. deuhh!! jadi laper nyam nyam gini deh’ ;-D eits’ gini2 ria jg pernah ke pasar bringharjo loh mas, tp cuma hunting batik doank… 😉
    ….
    mas zam,bantuin ria ngebenerin blog dunx’?! dari kmrn ria add mas zam di YM kok ndak di approve? pgn ngobrol2 nich ;-D
    atau jgn2 id ym-na salah kali yaak?..
    help me dunx mas…

  12. Kue mata kebo tu yang berwarna merah darah trus bawahnya da daun pisangnya tu ya? Kalo arek jawa timuran nyebutnya kue thok. Soalnya dibuat dengan cara di thok.

  13. penasara karo sing jenenge growol, putih2 ono item e koyo tai cecek.. 😀 hehehe….

    *keycodemu nama cewek2 sing menolakmu po :))*

  14. wah wah… menanggapi koment mas zam di blog ria 😉
    kesimpulannya cuma 1…
    mas zam ini Guanteng tenan.. xoxoxo.. ;-D

  15. Uenaaaaak tenan koyone…..pengen aku, zam…ndek kene panganan halal angel je, neng pasar sing akeh dudu jajan pasar, tapi jajan setan…lha akehe sajen ro kembang thok, pie hara….nek aku jathilan ngono, doyan yak e…:P
    welaah..btw, aku to’kon golek beli-beli lokal? tegoo tnan, ngko nek aku dipakani suckling pig pie dunk…iks

  16. Diantara kesiekian jenis jajanan pasar – ada satu yang sama dengan makanan pasar yang dijual banyak kampret [maksudnya: pedagang] di Monrovia.. ya si roti Kolombeng itu..

    Meski belom pernah nyobain… tapi kelihatannya enak sih.. resiko kram-perut menghadang – wong jorok gitu masaknya.

    itu bakmi pentil gimana ya rasanya..?

  17. zam, jagonya posting panjang.
    ayooooo kapan kamu akan jadi pemanduku blusukan pasar mencati makanan makanan unik ituh???

  18. jadi, yang item2 di growol itu apa? terus kuwe cincin yang warnanya coklat tua, bahannya dari tepung beras, ga kliatan ya? Padaha; itu kesenengan saya… 😀

  19. laperrrrrr………………abis sidang jumat maem yuks……bakal kangen jajanan jogja niy bsk…T_T

  20. roti kolomben, kalo aku dulu(pas isih cilik) nyebutnya roti pethi, soale bentuknya mirip peti(kotak jenazah)… hiii..

  21. gak juga mbah2 lho yang jualan. saya juga buat, asli made in sendiri! dijamin higienis, lezat, halal 100%. Mau berapa jumlahnya, monggo! contact aza ke EM EM Bakery, 0274-7407482. Masalah harga bisa nego dan yg penting, sy masih muda alias bukan mbah2!hehe… so, dont worry be happy. there is always the next generation to continue our culiner!! :d

  22. bisa minta info tentang biskuit jahe…. tahu gak buatnya dimana? dan apakah sekarang masih ada? urgent nih. bisa telepon ke nmo saya 085641039***. atau panjenengan kasih no telepon ke emali saya. maturnuwun.

  23. aku tahu kenapa disebut kue putri mandi! karewnna….ada 2 tonjolan yang mirip.. ADUH!!! SAPA YANG NYAMBIT GUE TUH?!!@@##$^^v

  24. wueeeehhhh..ediaaaaannn… *save as*

    wah ada to JS chapter jogja ??? *pegen ikut*

    itu makanan2 langka….kok kl aku ke bringharjo, ga nemu sing aneh2 kuwi mau yo ???

  25. minta info barang antiq di bringharjo mas. nggo tombo kangen. yang suka uang soekarno souvenir, mampir ning blokku yo. nuwun.

  26. Mas jengjeng, udah pernah cobain kue bolu yang hampir mirip sama bolu kukus, tapi bentuknya lucu-lucu belum? ada bentuk pesawat, kepiting…

    Trus ada juga bubur yang warnanya hitam, rasanya agak pedes-pedes gitu, kalo ga salah sih itu bubur jahe. worth trying lho! jualannya di deket pagar sisi selatan pasar *nggak spesifik banget, heheheh :P*

    udah cobain sate sapinya belum??

  27. Kalo lihat foto growol, kayaknya itu bukan deh … sepertinya itu gathot yang terbuat dari ketela yang ketika dijemur berjamur dengan warna hitam dan ketika dimasak ada cirikhas aroma/ rasa. Kalo growol warnanya putih bersih, dari bahan ketela yang langsung direndam tanpa dikeringkan dulu. Kalo prosesnya kurang bagus agak berbau.

  28. Jogjaaa….aku datang.
    cenil n kleponnya enak banget :((
    kenapa ada gambarnya segala, bikin ngiler.
    semua uenak2, sumpah!!!
    kecuali 1, sate lemak kamping, baunya bikin mual2.

  29. :d;):d/hahahaha…… ternyata kayak gini tho bolu emprit thu…. setelah muter2 tanya ngalor ngidul pada ga tau yang namanya si emprit ni ternyata bentuknya kayak gini tho…. hohohoho…..

  30. wah pangananku jaman cilik…. banyak yg blom ditambahkan nih,, ada grontol, cenil, lupis, jenang gempol, gatot, tiwul ,dkk

  31. wah,…sekalian menu sarapane juga ueeenakkk beraneka ragam iku nang bringharjo,..
    biasanya q makan di mbok2 yang jual pecel dimakan dengan buntil, sate udang, berbagai macam gorengan, trus pakai lauk burung puyuh goreng,..emmm nyummy,…slurrrrp 😉
    sak jane masih ada lagi jajanan pasar seingetq lepet juga ada, trus cenil, sawut dll masih disekitar beringharjo situ juga,..xixixixixixi

  32. hahaha..aku tertarik sama gembili, suweg,uwi..di surabaya nggak ada yang jualll…hmmm

  33. wah………no comment ach, karna udah pasty uenak2 dari segi rasa……
    tapi sepertinya perlu dicantumkan bahan untuk membuat bolu emprit dech…penasaran nie kog rasanya bisa krenyez- krenyez………

    Thanks,

Comments are closed.