Setelah wisuda lalu foto-foto? Itu sih udah pasti. Tapi di Jogja, ada beberapa ritual unik yang sering dilakukan setelah wisuda. Ritual-ritual yang entah kapan mulainya dan dari mana asalnya ini seakan-akan hal yang wajar mengingat status Yogyakarta sebagai kota pelajar.
Ritual-ritual ini seakan-akan menjadi wujud ekspresi gembira kelulusan dan kecintaan para lulusan baru yang akan meninggalkan Jogja, yang mungkin sangat dicintainya dan memberikan kenangan tersendiri.
Walau ndak semua lulusan baru melakukan ritual ini, tapi banyak juga yang melakukannya. Tentu saja, karena untuk melakukan ritual-ritual ini dibutuhkan nyali dan keberanian yang tinggi. Beberapa ritual bersifat opsional, tapi ada satu yang selalu sama, yaitu melakukan ritual di Tugu Jogja yang terkenal itu.
Ritual-ritual ini biasanya dilakukan pada malam hari. Ada alasan tersendiri kenapa dipilih malam. Pertama, karena kalo malam ndak panas. Ya iya lah!
Kemudian, karena biasanya acara wisuda berakhir di siang hari, siang hari digunakan untuk berfoto-foto setelah upacara wisuda dilaksanakan. Selain itu, biasanya sanak famili dan keluarga pada datang, sehingga waktu siang hingga sore dihabiskan dengan keluarga.
Dan alasan terakhir adalah ketika malam hari, beberapa lokasi ritual yang menjadi landmark Jogja relatif sepi, sehingga kalo malu maka ndak malu-maluin banget, lah! :))
Jangan dibayangkan ritual-ritual ini berhubungan dengan klenik dan semacamnya. La ritual ini tuh cuma foto-foto biasa, cuma yang membedakan adalah waktu dan azbabul nuzul ritual tersebut dilakukan. Dan seperti yang saya bilang, untuk melakukan ritual ini dibutuhkan mental dan nyali yang luar biasa. Jadi doa nawaitu-nya, “ini adalah yang pertama dan yang terakhir kalinya”, maka lengkap sudah. 😀
Berikut ini pengalaman saya melakukan ritual-ritual tersebut bersama temen-temen.
RITUAL WISUDA DI KAMPUS FMIPA UGM
Tak dapat dipungkiri, apa yang dicapai selama kuliah adalah di kampus. Tentu ritual yang dilakukan merupakan ekspresi kecintaan terhadap kampus.
Banyak suka dan duka yang tentu kita alami selama kuliah. Berbagai masalah pun kita alami di kampus. Ndak hanya kegiatan akademis saja, kegiatan non-akademis yang berbasis kemahasiswaan biasanya juga dilakukan di sini. Belum lagi dengan kisah asmara ala anak kampus yang penuh intrik, cinta, dan nafsu. Halah. :))
Ada tips yang bisa dilakukan ketika melakukan ritual ini. Pilih lokasi yang paling keren dan menjadi identitas kampusmu. Bisa papan nama kampus, gedung kampus, atau tempat-tempat yang memiliki kenangan tersendiri. Yakinlah, seperti apapun keadaan kampusnya, suatu saat kita akan merindukannya. 🙂
RITUAL WISUDA DI BALAIRUNG UGM
Balairung merupakan gedung yang menjadi identitas Universitas Gadjah Mada. Tentu saja, karena di sinilah semua urusan administrasi universitas dilakukan.
Gedung ini pula yang menjadi saksi bagaimana UGM didirikan, yang menjadi universitas pertama kali yang dibangun oleh orang Indonesia yang merupakan kumpulan dari beberapa perguruan tinggi di masa perang kemerdekaan. Soal sejarahnya bisa dibaca di sini.
Kami mengambil lokasi pemotretan di gedung Balairung sayap utara. Di sinilah biasanya demo-demo mahasiswa yang menentang kebijakan UGM dilakukan. Upacara-upacara keuniversitasan juga sering dilakukan di tempat ini.
RITUAL WISUDA DI BOULEVARD UGM
Boulevard atau yang sering disebut dengan Bunderan merupakan landmark yang tak boleh terlewatkan. Apalagi kini di situ berdiri megah gerbang yang konon membutuhkan dana 2 milyar untuk membangunnya, dengan uang mahasiswa tentunya.
Di tempat inilah aktivitas mahasiswa berdenyut. Berbagai aksi demonstrasi sering dilakukan di tempat ini. Wajar, karena di sinilah lokasi strategis untuk menyampaikan aspirasi karena konon, kampus UGM adalah kampus rakyat dan merakyat. Ah, kata siapa? 8-|
Di sini juga merupakan favorit saya karena di sini banyak terdapat penjual Wedang Ronde dan angkringan yang sering saya tongkrongi bersama teman-teman ketika membahas kondisi negara. :))
RITUAL WISUDA DI TUGU JOGJA
Tugu Jogja yang disebut sebagai Tugu Pal Putih ini merupakan landmark paling terkenal di Jogja. Tentu saja karena tugu ini memiliki sejarah yang tak bisa dipisahkan dengan Jogja itu sendiri.
Konon, tugu ini berusia hampir 3 abad yang dibangun setahun setelah Kraton Yogyakarta. Tugu ini pula yang menjadi salah satu node dari garis imajiner yang menghubungkan laut selatan, kraton, dan gunung Merapi. Tugu ini pula lah yang menjadi pusat konsentrasi sultan ketika bermeditasi di Pagelaran Kraton.
Tugu Jogja yang dulu tidak seperti tugu yang kita kenal sekarang. Dulu berbentuk silinder dengan puncak berbentuk bola. Tugu ini dulu disebut Golong Gilig yang merupakan cerminan Manunggaling Kawula Gusti atau persatuan rakyat (kawula) dengan raja (gusti) ketika melawan penjajahan.
Tugu ini sempet rusak ketika gempa besar melanda Jogja tahun 1867. Tugu ini dibangun kembali oleh pemerintah Belanda pada tahun 1889 dengan bentuk yang seperti sekarang. Tentu bentuk tersebut dipilih Belanda untuk menghilangkan filosofi dari Tugu Golong Gilig tersebut.
Di empat sisi tugu, terdapat prasasti yang menunjukkan pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan tugu tersebut dalam aksara Jawa.
Ada mitos yang beredar bahwa jika kita mencium atau memeluk tugu ini, suatu saat kita pasti bisa kembali lagi ke kota ini. Dan saya sudah menciumnya! :-*
TEMPAT RITUAL WISUDA LAINNYA
Sebenernya ada ritual lain yang bisa dilakukan, tapi karena keterbatasan waktu dan tenaga, ritual ini tidak kami lakukan.
Nah, beberapa tempat yang patoet digoenakan sebagai ritual adalah Titik Nol Kilometer karena di sini ada Kantor Pos Besar, Gedung Bank Indonesia, Gedung BNI, Benteng Vredeburg, dan Gedung Agung. Selain itu, Alun-Alun Selatan juga bisa digunakan sebagai lokasi ritual. Tetapi sekali lagi, pemilihan lokasi ritual hendaknya memiliki kenangan atau filosofi tertentu. 😀
Tentu saja, untuk melakukan ritual-ritual tersebut, anda ndak harus wisuda terlebih dahulu. Kapan pun anda datang ke Jogja, silakan berfoto-foto di tempat-tempat tersebut. 🙂
Selamet, bos 😀
sesuk foto2 nang vredeburg
Lali ngucapke selamat neng postingan sakdurunge.
Congrats Zam!!!!
tapi cuman siji nggumunku, koq yo betah banget nganggo kostum kuwi mulai esuk sampe bengi
Weeeekkk, poto-ne kok nggilani wong… Medeni… Kui wong apa dudu tho…?
hihihihi…
potone podo :))
Sehari Pasca Wisuda = Narsisme kambuh
hem,,, 😕 ritual yang aneh.
:ngeloyor: 😛
halah teteup…. narsiiiiiisssss
hahags…
emang org2 gila poto! :))
horeeeeeeeeee
nanti ke bandung dipalakin 😛
wiiiiiiiiii menyenangkan
ekpresif potone. tambah keren pakai baju hakim hi hi hih i
yang di boulevard kya penampakan.. *peace om* 😀
Padahal kemaren dah lega gak ada foto narsis lagih…TERNYATAAAA..!!!
membayangkan kejadiannya:
tengah malem. bersepeda motor ke FMIPA. cepet2 make jubah dan toga. foto-foto. melepas jubah dan toga. bersepeda motor ke Balairung. cepet2 make jubah dan toga. foto-foto. melepas jubah dan toga. bersepeda motor ke Bundaran UGM. cepet2 make jubah dan toga. foto-foto. melepas jubah dan toga. bersepeda motor ke Tugu. cepet2 make jubah dan toga. foto-foto. melepas jubah dan toga. buset dah 😀
Balairung dan Tugu… teteup 🙂
he??? benarkah suatu tradisi?? :))
kalau gitu jam 12 malam itu dipenuhi sarjana2 baru wisuda dunk di titik nol km. 😀
keren euy foto2nya
Lha, kirain ritual apa, ternyata foto2….
hehehee
he…… sudah tidak asing lagi dengan mas yang satu ini. Narsisse pol…. aku juga ketularan he…….
trus ritual makan-makannya kapan dan dimana? 😀
asyeem ik.. lulus ndisik..
eniwe propagondhez.tk pindah ke alamat yang ini..
lama ga jumpa ya bro.. main dunk
pokokke lulus!
itu mitos yg salah zam… sing bener “jika mencium PriyayiSae”, tp aq moh nek sing nyium kw, geleme sing nyium si LD putune mbah darmo, tetanggamu di solo >:)
Selamat wae dab…
Aku belum pernah menyentuh…apalagi memeluk dan mencium Tugu Yogya tapi pada akhirnya bukan hanya aku kembali ke Yogya tapi malahan ber-KTP Yogya…lha le golek pangupo jiwo nang Yogya je
BTW kok kikod “farewell”…kayak mau pergi kemana saja
Wah wah wah..berhasil juga di kau sobat..selamat menempuh hidup nyata..dan selamata datang di dunia romusya
Waaaaaaaaaaaaaaa… jadi iri neh… kapan yak aku wisuda……. :((
congratz boss…
wah, yen nyawang foto2mu marak’i getir atiku wae
sumpahh,, maraki meri… heheheh
kapan yo giliranku… 🙁
sekarang waktunya bikin layout baru buat saya…cihuuuyyy…
merdeka!!!
Ow..jadi kalo lulus dr UGM tuh harus begitu ya…
wah..wah..
*siap2 mencatat*
Btw, sepertinya dia itu lebih tua dr mu mas ^^v *
wah ritual ini keren euy..foto foto…
walahhh kok foto tekan ndi ndi, nganggo toga sisan..bengi yo dilakoni..jannn tenan. BTW selamat yo le..selamat menempuh hidup baru
niat banget malem2 :))
btw, kapan ritual MAKAN-MAKAN? ;;)
wah, wah…gila kamera ;D
Blog walking…… meskipun Ndak kenal, aku mau ngucapin Selamat sudah wisuda ya….. sayang banget waktu wisuda 1,5 tahun lalu aku gak sempat melakukan ritual serupa. Nanti kalau mengunjungi Jogja lagi, aku mau peluk itu Tugu…hehe.
Selamat datang di dunia nyata!! (setelah lulus maksudnya 🙂
dah lulus sam…, tuh buruan anak gadis sebelah di “lulusi” sekalian, wekekeke
selamat!!!
Dulu, 17 tahun yang lalu, hanya satu foto yang jadi ketika saya diwisuda di mbulaksumur. Yang lainnya kobong kabeh.
Selamet Zam. Mau ngapain setelah lulus?
bagus…bagusss…
Kelihatannya momen wisuda sudah sangat ditunggu-tunggu ya mas…cetho seko dokumentasinya yang begitu lengkap! hehehe
whoaaa congrats om!
foto2nya muantab:D
selamat atas wisudanya yah! tp itu ritualnya ga salah ya??? malem2 gitu di kampus hehehehe…
yo wis, skrg enjoy aja yah sudah tidak perlu bosan2 belajar n kuliah 😛
selamaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaattttttttttt..
wah aku ko telat bacanya.. maap ^_-
jadi inget masa lalu waktu wisudaan ngga sempet photo2
soalnya ujan .. heu heu heu
trus kasiate nek wis ritual opo kang?
cepet ebtuk jodo?
aku meluuu… hihihiihi
eh kiworde complacence, akhirnyaaaa ada unsur ban-chan kembali di blog ini :d :d
hmm, setelah tamat mau jadi apa ni??
ihhh’ kamu cakep zam pake toga 😉 jadi pengen….. hihihihi…..
pengen nge’gigit mksdnya ;))
congrats ya dear!!!
Pokoke makan-makan Tuitik !!!
walahwalah…wis rampung kuliah e….selamat yah!!!
*maba ugm*
Selamet ya Mas!!! semoga sukses, kapan maen ke jakarta?
bentuk tugu yang bunder lonjong bukannya sebagai perlambang thithit mas? 😀
selamat bos..
Btw di UGM namanya balairung juga yak ?, sama dunk ky kampus ku.. 😀
Kl di sana Boulevard kl di kita namanya Hollywood
, tp sayang saya nda sempat moto2 di hollywood (eh malah curhat, sorry).. hikhikhik…
salam kenal bos
🙂 liat foto2 ini dah kaya oase ditengah penatnya post travel abu dhabi-jkt-balikpapan
slamat bro …
slamat berkarya tuk jadi orang sukses dan mencerdaskan kehidupan bangsa … amiin
hihihihi..iya pas dulu thalique wisuda karena kurang paham tehnologi waktu itu kan gedung yang dipakai sangat gelap (biar hitmat , benar ga tulisannya)..kita pake kamera dengan film asa 2..kata temanku jangan pake asa dua tapi pake asa 4 .. yaaa gagal dech..hasil nya cuma gambar dengan latar belakang gelap aja..huhuhu
Kok ritualnya sama ya?
kalo di solo pegimane dunk ritualna???:x
yen neng bdg ritual bar wisuda malah gelut :d
idem adi… *nunjuk-nunjuk atas*
haaa…jadi keliling jogja pake toga tuch??? naek motor???
ati-ati toga-nya pabeulit sama roda lho…
wong, katanya ga boleh naek motor pake ponco dua kepala…
*ga ngerti baca komen sendiri*
Ada lagi mas…
Graha sabha pramana bagian selatan, yang kaya tribune itu…
Difoto sore gitu jadi sip. Backgorundnya langitt.
lagi iseng baca2 eh ada postingan yang ini, wah jadi ingin hehe,, kapan ya bisa??:((
lagi mumet cari profilnya GSP buat di-plagiat gawe contongan, eh nemu blog ini….pas diliat fotonya, lhaa, koookk, kek pernah kenal yo, “Jeng-jeeeeng”…oalah iki blog-e zamro tho 😀
jogja memang TOP BGT , perlu di akui Jogja memang banyak memiliki tempat2 yang begitu indah untuk nongkrong …………..
keren abiz pokoknya