Pasar Sore Ramadhan, Kauman, Jogja

Pasar Sore Ramadhan Kauman

Bosan dengan hidangan berbuka puasa yang itu-itu saja? Bingung nyari di mana menu untuk berbuka, bahkan sahur?

Di Jogja, kita dapat dengan mudah menemukan pusat penjual makanan musiman, terutama di Bulan Ramadhan. Jalan Kaliurang, sekitar Kampus UGM, sekitar Kampus UNY, Jalan Godean, selalu dipenuhi para penjual menu berbuka.

Tapi ada satu tempat unik dan bisa menjadi alternatif tujuan berburu makanan untuk berbuka. Tempat itu adalah di Kampung Kauman, yang sering disebut dengan Pasar Sore Ramadhan Kauman.

Kali ini saya akan menjelajah surga dunia makanan Pasar Sore Ramadhan di Kauman untuk mencari menu yang unik dan menarik.

Kauman sendiri adalah salah satu daerah di lingkungan Kraton Yogyakarta di mana di situ berkumpul para alim ulama dan ahli agama. Organisasi Muhammadiyah yang dirintis oleh K.H. Ahmad Dahlan pun lahir di sini.

Kauman berasal dari kata “qoimuddin” yang kemudian karena lidah Jawa berubah jadi “pakauman” yang berarti orang-orang berilmu agama. Nama Kauman akhirnya menjadi lebih terkenal dan mudah dilafalkan. Selain di Jogja, kampung Kauman juga dikenal di Solo, Demak, Kudus, Semarang, Surabaya, dan Gersik.

Suasana santri begitu terasa begitu kita melangkahkan kaki, menelusuri lorong-lorong sempit di antara rumah-rumah penduduk. Bangunan-bangunan tua berarsitektur jadul masih dapat kita temukan di sini.

Tak jarang suara lantunan ayat suci Al Quran terdengar samar-samar namun jelas menyeruak dari rumah-rumah penduduk. Apalagi bulan Ramadahan macam gini. Suasana religinya sangat terasa. Bila anda Eblis, dipastikan kepanasan! >:)

Namun, di balik suasana santri yang terasa, ada keriuhan lain ketika Ramadhan tiba. Di salah satu lorong Kauman, tepatnya di Jalan Nggerjen lorong Pasar Tiban (menurut Arnanto), berderet para ibu-ibu berjualan beraneka macam ragam makanan. =p~

Konon kegiatan ini sudah berlangsung selama lebih dari 2 dekade. Sekitar tahun 1973, ibu-ibu warga sekitar mulai merintis usaha dengan menyediakan makanan untuk menu berbuka puasa. Kemudian dalam perjalanannya, penjual di pasar sore ini ndak hanya dari Kampung Kauman, tapi dari luar juga ikut bergabung di pasar ini.

Berbagai macam makanan dijual di sini. Mulai dari jajan pasar tradisional, aneka es dan koktail, kolak, hingga lauk berat pun ada. Bahkan makanan-makanan tradisional yang jarang ditemukan pada hari-hari biasa pun ikutan nongkrong di pasar ini.

Saya pun menjelajah tiap meja stan. Berbagai menu makanan saya cermati benar-benar untuk mencari yang istimewa.

Weh, ada beberapa makanan yang sudah lama ndak saya temukan muncul. Carang Gesing, Jadah Manten, Semar Mendem, Nogosari, Jenang Sumsum, hingga Tahu Sumedang pun ada! :))

Tapi, eits, tunggu dulu! Mata penuh nafsu saya tak sengaja menatap dan terpaku pada sebentuk onggokan berwarna putih di sebuah meja stan. Usut punya usut, onggokan jajanan itu adalah Kicak, jajanan tradisional yang biasanya muncul cuma di bulan Ramadhan! =p~

Kricak, makanan khas Ramadhan

Kicak terbuat dari ketan yang dikukus kemudian dicampur dengan potongan nangka yang kemudian dilumuri parutan kelapa. Rasanya, gurih-gurih manis dan kenyal. Harganya cuma 1.500 rupiah per bungkus. πŸ˜€

Dari 48 meja penjaja yang berderet sepanjang kurang lebih 300 meter ini, saya cuma menemukan 2 stan saja yang menjual Kricak. Lainnya berisi jajanan pasar biasa, aneka minuman, hingga sayur dan lauk yang berat-berat. Padahal dulu, menurut Arnanto si anak Kauman, Kricak Kicak merupakan makanan yang menjadi menu andalan pasar ini.

Bila anda resah dengan penjual makanan yang kebanyakan mahasiswi yang cuma nongkrong ngabuburit sambil pura-puara jualan kolak yang penampilannya ndak mau kalah menggoda dengan dagangan yang dijajakannya seperti yang anda temukan di Jalan Kaliurang, percayalah, di sini pandangan anda akan terjaga!

Siapa juga yang mau liat ibu-ibu pake kaos kekecilan dan menjajakan makanan dengan nada mendesah semi-semi menggoda kek begitu? ;))

Keberadaan Pasar Sore Ramadhan di Kauman ini menjadi daya tarik tersendiri ketika Ramadhan tiba. Semaraknya senantiasa dinanti oleh masyarakat. Keberadaannya yang tetap lestari ndak terlepas dari upaya masyarakat untuk turut menyiarkan gema Ramadhan.

Jika kamu ingin merasakan nuansa lain ketika berburu menu berbuka, datanglah ke sini! πŸ˜‰

Tambahan: Jika anda berkunjung hari Kamis, anda mungkin beruntung mendapatkan takjil buka puasa nasi Gulai Kambing khas Masjid Gede Kauman. >:)

42 comments

  1. Justru mahasiswi dengan baju kekecilan plus suara mendesah itu yang benar-benar menantang dan menggoda iman… sehingga iman kita benar-benar “teruji”… :d

    apalagi kalo Eblisβ„’ yang udah jadi sarjana, ga dijamin bisa bertahan dari godaan seperti itu :d:d

  2. zam, selama di sana, belum pernah sempat ke Pasar Wadai (istilah Banjar untuk kue) di Kauman, karena kejauhan untuk pengguna bis seperti aku hehehe. padahal kata temenku, juga ada kue khas Banjarmasin di sana. btw, kusangka kata Kauman itu adalah dari kata Kaum, yaitu orang yang menyelenggarakan segala kegiatan di mesjid. jadi Kaum itu tinggalnya dekat atau di halaman mesjid.

  3. wew, jadi pengen kicak! pokoknya Mas Zam harus bertanggung jawab deh, mesti nganterin kicak ke rumah, hehe…

    *bisikin mbak unai: emang resepnya gimana to Mbak?*

  4. Huaaa…akhirnya Icip-icip meneh ;;) ngemeng2 kalau di kampungku Kicak agak beda, nggak pake nangka, tp pake dressing (sausnya) santan kental, jadi gurih banget :top wah buka puasa masih lama….

  5. menurut Arnanto si anak Kauman, Kricak merupakan makanan yang menjadi menu andalan pasar ini.

    ralat dab… “kicak” bukan “kricak”… menu andalan, maksudnya menu asalnya asli kauman :d

    percayalah, di sini pandangan anda akan terjaga!

    weh… tp malah akeh jg pengunjung sing marai biso kita bilang… Subhanallah >:)

  6. sori dab… ralat kurang :d

    Di salah satu lorong Kauman, tepatnya di Jalan Nggerjen

    bukan nggerjen, nggerjen itu batas antara kampung Kauman dg kampung Suronatan. Jd, jualannya itu di ya lorong kauman, tp namanya lorong apa y, lorong “Pasar Tiban” wae lah :d

    2 stan saja yang menjual Kricak

    sebenere ada bbrp stan yg menjualnya, tp hanya pandangan mata kita yg terlena nggak ngeliat :d

  7. Yanh..bedalah….leuven itu terletak di belgia, sedangkan Leiden itu pimpinan Al Qaidah, Usama bin Leiden. :d
    Leiden University, tempat dimana Om Roy Suryo yg katanya mempeoleh stanza asli Indonesia Raya terletak di Belanda

  8. mas! artikelnya boleh dikutip di buletin kampus-Q gak?
    artikelnya bagus ih! cocok banget pas ramadhan

Comments are closed.