Jeng-Jeng Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu

Di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu

Hari itu saya bangun pagi sekali. Berbekal backpack yang baru semalam saya kemas, selepas Shubuh, saya segera menjejakkan kaki menuju terminal bus Blok M sembari menikmati udara dingin yang cukup segar. Jakarta memang baru bergeliat pagi itu, sang mentari pun masih dalam peraduannya.

Saya akan berkunjung ke Kepulauan Seribu. Tiada rencana sebelumnya, hanya berbekal panduan dari beberapa orang rekan, saya, Fame, dan Nila langsung berangkat tanpa memikirkan apa yang akan dilakukan setibanya di sana, yang penting hengkang dari kota ini.

Raut muka mengantuk masih terlihat jelas di muka kami. Tak berapa lama, bus PPD P-37 jurusan Blok M-Muara Angke muncul dan kami bergegas naik ke dalam bus yang hanya berisi beberapa gelintir manusia. Sang kondektur pun bahkan belum nongol dan baru naik di Bundaran Senayan.

Bus berjalan dengan sangat cepat. Dalam waktu sekitar 30 menit, kami sudah sampai di Mega Mall Pluit. Lalu lintas yang masih lengang sepertinya membuat Jakarta menjadi sangat dekat.

Dengan menggunakan angkot merah U-11, kami segera menuju ke Muara Angke. Rute ini sama persis ketika kami berkunjung ke Suaka Margasatwa Muara Angke beberapa waktu yang lalu.

Dari terminal Muara Angke, kami berjalan sedikit menuju dermaga Muara Baru, Muara Angke. Melewati pasar ikan dengan bau yang membuat rasa kantuk kami sirna seketika karena begitu “sedapnya”, antara campuran bau ikan dan genangan air kotor dari got yang tersumbat.

Dermaga Muara Angke

Dermaga ramai sekali. Rupanya banyak juga rombongan yang akan menyeberang. Beberapa nampak memanggul backpack besar dan sedang bergerombol.

Ada banyak kapal yang akan menuju ke Kepulauan Seribu. Hampir semua kapal akan singgah di Pulau Pramuka sebelum melanjutkan perjalanan ke pulau-pulau lain semacam Pulau Panggang, Pulau Tidung, bahkan hingga ke Pulau Kelapa.

Untuk menuju ke Kepulauan Seribu, ada berbagai macam rute yang bisa dipakai. Wisatawan yang berkocek tebal dan menginginkan kepraktisan bisa berangkat dari Pantai Marina, Ancol, dengan menggunakan kapal speedboat yang berangkat pukul 8-9 pagi dan kembali pukul 1-2 siang.

Biasanya layanan speedboat ini sudah termasuk dalam suatu paket wisata ke pulau-pulau tertentu semacam Pulau Bidadari, Pulau Sepa, dan Pulau Onrust. Untuk info lebih lanjut bisa bertanya pada agen perjalanan yang ada di seputaran Pantai Marina, Ancol.

Bila ingin bepergian ala backpacker atau budget traveler, bisa menggunakan rute dari Muara Angke eperti yang kami tempuh ini. Kapal-kapal dari Muara Angke berangkat setiap hari pada pukul 7-8 pagi. Pulau-pulau tujuan adalah pulau-pulau yang dihuni oleh penduduk, antara lain Pulau Pramuka, Pulau Panggang, Pulau Tidung, dan Pulau Kelapa.

Bila Pulau Untung Jawa menjadi tujuan, berangkatlah dari dermaga Tanjung Pasir di Tangerang. Kalo jadwal kapal ini biasanya sekitar pukul 1 siang.

Kami naik kapal motor Ksatria, dengan tujuan akhir Pulau Kelapa, yang tentunya akan singgah ke Pulau Pramuka. Di dalam kapal rupanya sudah sesak sehingga kami mendapat tempat di bagian buritan.

Selain manusia, kapal ini juga mengangkut berbagai macam bahan kebutuhan pokok. Mulai dari beras, sayur, telor, gula, bahkan sepeda motor pun bisa masuk. Para penumpang harus berbagi ruang dengan barang-barang ini.

Di dalam kapal

Beberapa orang ada yang duduk di atas atap karena saking penuhnya. Betapa berbahayanya, apalagi peralatan keselamatan sangat minim. Indonesia memang sungguh inspiratif dalam urusan efisiensi! ๐Ÿ˜€

Pukul 7.20 kapal yang kami tumpangi sudah melepas tali dan bergerak perlahan meninggalkan dermaga. Mesin diesel berteriak kencang membuat kapal bergetar-getar mengingatkan saya seperti naik bajaj.

Lepas dari Teluk Jakarta, kapal berhenti sejenak. Rupanya ada sampah yang nyangkut di baling-baling. Seorang awak kapal langsung nyebur dengan hanya bercelana kolor dan masker untuk menyingkirkan sampah-sampah ini.

Sepanjang perjalanan yang memakan waktu sekitar 2 jam ini, saya berusaha untuk tidur. Namun entah kenapa hidung saya terasa sangat gatal. Rasanya seperti mau pilek padahal tadi baik-baik saja. Rasa gatal ini begitu mengganggu sehingga selama perjalanan saya tidak bisa tidur.

Bermain hape untuk sekedar update Plurk atau status Facebook? Lah, kan di tengah laut. Mana ada sinyal? Bener-bener mati gaya! :-w

Menjelang sampai tujuan, anak buah kapal menarik ongkos. Per orang ditarik ongkos 30 rebu rupiah. Herannya, rasa gatal di hidung tadi juga tiba-tiba lenyap beberapa saat sebelum kapal merapat di dermaga.

Kepulauan Seribu sendiri sebenernya merupakan sebuah Kabupaten Administrasi yang terbagi dalam dua kecamatan, Kepulauan Seribu Selatan dan Kecamatan Kepulauan Seribu Utara.

Di sebagian wilayah di Kepulauan Seribu, terutama di utara, terdapat zona konservasi alam yang disebut dengan Taman Nasional Kepulauan Seribu dengan luas mencapai 100.000 hektar lebih yang terdiri atas 44 buah pulau dan perairan di sekitarnya.

Kami akan turun di Pulau Pramuka, yang menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Karena Pulau Pramuka adalah pusat kota, tentu lebih mudah dalam menemukan penginapan atau penyedia makanan. Apalagi kami sama sekali buta dan belum tau akan ngapain.

Dinamakan Pulau Pramuka, karena dulu pulau ini kotor dan tak terurus. Kemudian beberapa rombongan pramuka datang ke pulau ini dan membersihkan pulau ini. Untuk menghormati jasa para pramuka ini lah pulau ini dinamakan Pulau Pramuka.

Dari seorang peserta trip dari sebuah milis yang berada dalam satu kapal dengan kami tadi, kami mendapat informasi perkiraan biaya yang akan kami keluarkan, terutama untuk masalah penginapan dan transportasi.

Dermaga Pulau Pramuka

Begitu tiba di Pulau Pramuka, kami segera mencari penginapan. Karena akhir pekan, hampir semua penginapan penuh. Setelah bertanya-tanya, akhirnya kami sampai di kantor Taman Nasional Kepulauan Seribu yang berada di bagian timur Pulau Pramuka.

Kawasan kantor ini rupanya menyewakan wisma seharga 300 ribu per malam. Kami mendapat wisma bernama Bruguiera, salah satu nama genus dari tanaman Bakau.

Wisma ini rupanya sering dipakai oleh para peneliti atau mereka yang melakukan riset di Taman Nasional Kepulauan Seribu. Beberapa orang nampak sedang berdiskusi dalam kelompok. Kantor ini juga menyewakan peralatan scuba dan snorkeling dengan harga 35 ribu rupiah sekali sewa.

Sebenernya tempat ini cukup nyaman, namun bapak penjaga yang kurang ramah membuat kami sedikit malas berada di sekitaran kantor ini. ๐Ÿ˜€

Setelah beristirahat sejenak dan menaruh backpack, kami pun berkeliling untuk mengenali pulau. Kami menuju pantai timur yang jaraknya cuma selemparan cawat dari tempat kami menginap. Di pantai yang dilindungi karang sejauh sekitar 500 meter ini dibudidayakan tanaman Mangrove.

Tanaman Mangrove

Tak jauh dari kantor penginapan, kami melihat lokasi penangkaran Penyu Sisik (Eretnochelys imbricata). Di lokasi ini, penyu ditetaskan dari telur, kemudian ditangkarkan hingga cukup dewasa. Setelah dewasa, penyu-penyu ini kemudian dilepas lagi di laut.

Warna dan bentuk cangkang dari penyu ini unik, berbentuk seperti sisik yang bertumpuk teratur. Di bagian tepi sedikit tajam sehingga bila ndak berhati-hati memegangnya, tangan bisa terluka.

Bermain bersama tukik Penyu Sisik

Saya tertarik dengan sebuah ember besar berisi tukik-tukik. Saya pun mencelupkan tangan saya ke air dan tukik-tukik itu langsung mengerubungi tangan saya sehingga saya kegelian.

Tiba-tiba kelingking kanan saya merasa seperti dicubit. Ternyata seekor tukik menggigit kelingking saya dengan mulut mungilnya yang berbentuk seperti paruh burung.

Seekor penyu besar dengan cangkang yang bengkok berusaha menarik perhatian kami dengan menyiprat-nyipratkan air menggunakan kakinya. Setelah kami datang melihat dan mengelus-elusnya, si penyu pun diam dan pasang tampang manja. ๐Ÿ˜€

Bermain bersama Penyu Sisik (Eretnochelys imbricata)

Kami meneruskan penjelajahan. Kami memasuki pemukiman penduduk. Jalan berpaving blok selebar 2 meter membuat pemukiman terlihat tertata rapih.

Sorak anak-anak bermain di tengah jalan pun mewarnai siang itu. Tanpa khawatir tertabrak kendaraan, karena memang jarang ada kendaraan bermotor, mereka berlari-lari sesukanya.

Suasana di Pulau Pramuka

Listrik memang hanya nyala mulai pukul 4 sore hingga 7 pagi. Beberapa generator diesel tampak di beberapa sudut sebagai pembangkit listrik yang sepertinya diset secara otomatis.

Pantas saja anak-anak itu bermain di luar karena di rumah tidak bisa menonton televisi. ;))

Sayup-sayup terdengar suara musik pop ST12 yang makin lama makin nyaring. Rupanya lagu itu berasal dari sebuah ojek motor yang mempunyai rute berkeliling pulau.

Ojek ini cukup unik. Terbuat dari sepeda motor roda tiga yang biasa digunakan untuk mengangkut barang yang dimodifikasi sehingga bisa digunakan untuk mengangkut penumpang. Di bagian depan dipasang radio-tape yang memutar musik dengan kencang.

Ojek motor

Puas berkeliling kampung, kami menuju dermaga. Kami bingung hendak ke mana lagi. Tiba-tiba kami melihat rombongan yang akan pergi snorkeling. Kami pun minta izin untuk ikut dengan mereka dan untungnya diizinkan. ๐Ÿ˜€

Dengan menyewa peralatan snorkeling seharga 35 ribu yang terdiri dari mask, snorkel, fin, dan lifevest, kami pun segera berangkat ke pulau yang dekat, yaitu Pulau Karya, yang terletak di sebelah utara Pulau Panggang.

Dengan menggunakan ojek kapal antar pulau dengan ongkos 3 ribu per orang sekali jalan, kami berangkat. Untuk snorkeling sebenernya lebih oke ke Pulau Sepa tapi karena ongkos sewa perahu yang mahal, 300 rebu (carter) dan jarak yang jauh, kami memilih yang dekat-dekat aja.

Ojek Kapal

Ojek kapal ini merupakan sarana transportasi masyarakat untuk berpindah dari pulau satu ke pulau lain. Biasanya sih antara Pulau Pramuka dan Pulau Panggang.

Setiba di Pulau Karya, kami pun mengelilingi pulau ini dulu sembari mencari lokasi yang oke untuk snorkeling. Ada beberapa spot yang menarik, namun sayang banyak sekali Bulu Babi di dalamnya sehingga menjadi berbahaya.

Kami memutuskan untuk snorkeling dan bermain air di sekitar dermaga sebelah selatan Pulau Karya. Kedalamannya cukup dan Bulu Babi tak begitu banyak. Setelah mengenakan peralatan kami pun nyebur.

Ada beberapa insiden menyebalkan ketika kami snorkeling. Pas sedang enak-enaknya, tiba-tiba sebuah bungkusan putih yang ternyata popok berisi kotoran mengapung dengan tanpa dosa di hadapan kami. Sontak kami pun berenang menjauh. Kemungkinan benda itu berasal dari sampah yang dibuang oleh penduduk Pulau Panggang.

Begitu juga ketika saya sedang asyik mengamati segerombolan ikan yang berenang dan melewati saya, tiba-tiba sebungkus plastik Indomie nyelonong ke dalam kerumunan ikan dan merusak suasana. Kampret!!

Tiba-tiba beberapa rekan menjerit dan berteriak. Mereka bilang ada sesuatu yang menusuk-nusuk badan mereka. Panik, beberapa di antaranya menepi dan mentas.

Saya pun akhirnya merasakan juga. Clekit-clekit, badan serasa ditusuk-tusuk jarum. Apa ini?!

Awalnya kami mengira ini adalah ulah Bulu Babi, tapi setelh dipikir-pikir tidak mungkin karena Bulu Babi berada di dasar laut dan tidak bisa berenang.

Kami baru tau bahwa ini ulah salah satu jenis ubur-ubur yang karena saking kecil dan transparannya hingga tidak terlihat, yang menyengat. Oh, pantas! Untungnya tidak beracun dan hanya menimbulkan rasa gatal-gatal saja.

Sekitar 2 jam kami puas snorkeling, kami memutuskan untuk mengakhiri. Kami kembali ke Pulau Pramuka dengan menggunakan ojek perahu.

Berfoto di dermaga Pulau Karya

Menjelang senja dan setelah membersihkan diri, kami bertiga menikmati suasana di dermaga. Karena dorongan cacing perut, kami berencana mencari makan sekalian. Apalagi sejak pagi kami belom makan.

Dengan menggunakan ojek perahu, kami menyeberang ke Nusa Cafe, sebuah restoran yang berada di tengah laut dan membudidayakan ikan-ikannya di dalam keramba. Restoran ini dikenal dengan restoran keramba.

Sayangnya, menu seafood yang ada di restoran ini kurang lengkap. Cumi, kepiting, atau kerang tidak ada, kebanyakan berupa ikan. Mungkin karena budidaya cumi, kerang, dan kepiting tidak dapat dilakukan di dalam keramba? ๐Ÿ˜€

Nusa Cafe

Karena Fame ultah hari itu, kami bertiga merayakan ultah Fame di resto itu. Met ultah, Fame! <:-p

Keesokan harinya, kami berencana hendak mengeksplorasi lebih lanjut Pulau Pramuka dan Pulau Panggang.

Kami berkeliling menyusuri pesisir Pulau Pramuka berjalan ke selatan. Makin ke selatan, pemukiman makin sedikit. Kami juga menemukan lokasi penangkaran dan budidaya terumbu karang. Karang-karang ini dibudidayakan dengan cara transplantasi.

Di dalam bak-bak terdapat beberapa induk terumbu karang yang akan dipotong beberapa cabangnya. Di bak-bak yang lain terdapat anakan karang yang sudah ditanam dalam substrat beton. Di luar, terdapat rangka beton yang digunakan untuk "menanam" terumbu karang ini nampak tersusun rapi.

Puas mengelilingi Pulau Pramuka, kami berpindah ke Pulau Panggang dengan menggunakan ojek perahu. Pulau Panggang adalah pulau dengan kepadatan penduduk paling tinggi di kabupaten ini.

Benar saja, terlihat dari bentuk pemukimannya, mengingatkan saya akan pemukiman serupa di beberapa sudut Jakarta yang kumuh, hanya ditambahi kapal yang tertambat. ๐Ÿ˜€

Salah satu sudut Pulau Panggang

Bila diperhatikan, bangunan-bangunan rumah penduduk ini pondasinya menggunakan batu-batu karang. Pasir yang digunakan untuk menyemen pun adalah pasir pantai yang terdiri dari pecahan karang.

Kami berjalan menuju ke selatan. Kami menemukan kompleks makam kecil yang terletak persis di tepi pantai dinaungi pohon cemara.

Seorang bapak nampak sibuk membongkar bangkai kapal yang teronggok di pinggir pantai. “Mau diambil besinya. Lumayan buat dikilokan”, begitu katanya ketika saya tanya.

Pantai di Pulau Panggang

Memandang pantai dengan warna air laut tosca-biru memang menyenangkan. Ditambah sepoi-sepoi angin membuat mata menjai ngantuk. Kalo saja kami tidak ingat jadwal kapal terakhir menuju Muara Angke, kami pasti sudah terlelap.

Benar saja, ketika kami kembali dari Pulau Panggang, KM Cinta Alam yang akan membawa kami kembali ke Muara Angke sudah merapat. Dermaga juga sudah dipenuhi calon penumpang yang juga hendak kembali.

Dengan sedikit panik kami segera berkemas seadanya. Dari penginapan kami berlari-lari kecil karena takut ketinggalan kapal karena kapal ini satu-satunya yang membawa kami ke Muara Angke. Untung ketika kami sampai kami masih bisa naik walau tempat sudah sangat penuh.

Perjalanan pulang memakan waktu lebih lama. Selain karena ombak sedang besar, kapal ini juga mampir sebentar di Pulau Untung Jawa sebelum merapat ke Muara Angke.

Memasuki Teluk Jakarta, warna laut yang semula biru berubah menjadi berwarna coklat. Ah, rasanya liburan saya berlalu dengan sangat cepat.

Begitu menjejakkan kaki di dermaga Muara Baru, Muara Angke dan disambut oleh bau khasnya, saya cuma tersenyum kecut.

Welcome to Jakarta! :-<

60 comments

  1. wooooo dirimu jadi anak pulau mas sekarang! Tapi mahal juga yah kesana, habis berapa rupiah tuh? Itu kaos KKN sekalian peromosi UGM kah? hehehe

  2. Wah, rame banget ceritanya. Saya jadi ngiler kepingin liat Thousand Islands alias Kepulauan Seribu. Tapi saya nggak kepingin backpacking a la sampeyan. Saya maunya pake travel agent aja, biar dibimbing guide gitu. Kira-kira adanya di mana ya?

  3. @Vicky:
    kalo pengen pake travel agent, datang ke Pantai Marina, Ancol. di sana banyak travel agent yang menyediakan paket-paket wisata ke beberapa pulau, antarai lain Pulau Bidadari, Pulau Sepa, Pulau Onrust, dan sebagainya.

    kapalnya juga beda, pake speedboat dengan waktu tempuh 30 menit hingga 1 jam. biaya sekitar 1-2 juta per orang per paket. ๐Ÿ™‚

  4. jadi kepingin kesana juga, ditambah kemaren ada temen komunitas pamer poto2 juga disana ajib pisan. btw kapan jengjeng ke batam, ini barusan juga ada blogger dr bandung jengjeng kemari ๐Ÿ™‚ baru pulang malah ini ๐Ÿ™‚

  5. Lah… kemari pas tanggal 11-12 mas..? Bareng dong!!! Tapi aku ke pulau tidung!! AHaha.. jangan2 pas pagi2 itu, kapal yg penuhnya aujubileh mau ke pulau pramuka itu adalah kapal yg engkau naiki..? hihihi.. ke pulau tidung udah pernah mas..? keren juga kok!! ๐Ÿ™‚

  6. Wahh ceritamu bikin iri…betapa mengasikkannya, pergi dengan hanya berbekal ransel.
    Nggak bawa kantong tidur? Kalau nggak dapat penginapan bisa tidur di hotel berbintang…artinya ditemani bintang beneran di langit

  7. ๐Ÿ™‚
    seru ya liburannyaa.. buat yg mau liburan ke Kepulauan Seribu pake travel agent, bisa contact ke gw.. gw pny kenalan yg buka travel agent disana.. asli anak pulau.. cuma 350rb/org.. full (akomodasi, transport PP, meals, alat snorkeling full set, guide, kapal charter..):d/
    min 10 org.. termasuk free ikan bakar (bisa dibakarin/ bakar sndiri) sama underwater photo..
    contact aja ke gw.. (021) 369 888 50

  8. namanya juga pelabuhan, bos
    ya kayak gitu aromanya, sedap

    lkeren perjalanannya euy,
    tapi biaya totalnya gak ketahuan,
    jadi pengen kesana, kapan2 ..
    salam !

  9. jadi inget waktu penelitian di kep.seribu. nginep di p. kelapa, tiap hari makanannya ikan terus cuma pengolahannya yang beda-beda…

  10. asik juga tuh mas bisa snorkeling!
    aneh juga nama pulaunya, karena pulaunya kotor dan tak terurus. Jadi, namanya pulau Pramuka.
    Rupanya ada penangkaran hewan hampir punah juga: penyu.
    bagus juga lautnya mas, jauh dari kesan tercemar.

  11. @yang nanya biaya:
    biayanya, silakan diitung sendiri (transportasi & akomodasi)
    – kapal Angke-P. Pramuka: 30 rebu
    – penginapan 250-300 rebu
    – ongkos ojek kapal 3 rebu
    – makan standar sekitar 10 rebuan

    untuk penginapan biasanya berupa wisma. jadi kalo berombongan jatuhnya bisa lebih murah.

  12. Jengjengmu selalu bikin iri kang!

    Tinggalmu di kota, tapi jengjengmu selalu mencari daerah pinggiran kota, tapi justru itu yang menarik. Apa benar jengjeng dalam kota kurang menarik perhatianmu kang?

  13. malu saya sbg anggota pramuka seklaigus Ex ketua pramuka ugm blm pernah ke pulau pramuka…. apakah itu sama laiknya dg penganut islam yg ke Ka’bah sana? ah ntahlah.. *iki opo toh*

  14. wah ternyata ada pulau pramuka juga..
    selama ini saya hanya tau tepuk pramuka dan dasadharma saja.. hehe :d

  15. Zam..wis bantu aku ya klo mo ada riset program Travelite di radio, you’ve got the atmosphere. Anyway, setahuku kawasan Pulau Seribu juga jadi langganan calon pengantin baru untuk prewed shoot, dari pose berkejaran, siluet saat sunset atau jejak kaki di pasir..hmmm siapa tau situ balik lagi :d

    PS: really nice blog

  16. Wow, laporan yang sangat padat.. Saya sudah beberapa kali ke Pulau Pramuka dan menyimak laporan ini, serasa saya masih berada di pulau tsb..

    BTW, nyobain mancing di Keramba gak? Kalau untuk snorkeling bagi yang nginap di Taman Nasional, sering dibawa ke Baliho. Kolom renang yang mengapung diatas laut. Mirip seperti kapal pesiar.. Ada arena lompat tinggi juga.. Disekitar Baliho tersebut terdapat soft coral yan sangat cantik untuk dilihat sewaktu snorkeling. Ada bekas Kontainer yang tenggelam juga disana. Cuma kalau mau menghampirinya, perlu pake peralatan SCUBA dan kontainernya juga gelap.. Harus bawa lampu kedalamnya..

    Next time jika mau traveling ke Pulau Seribu, kontak aja salah satu warganya dan minta disediakan penginapan plus catering disana…

    Jangan lupa kunjungan dan komentarnya di http://bloggerbekasi.com ya.. Ini adalah komunitas blogger di Bekasi. Bukan hanya agregator ๐Ÿ™‚

  17. Salam Kenal.

    Kami pengelola website puloseribu.com, media online tentang kepulauan serbu, berminat sekali untuk merepublish artikel menarik ini dengan menyebut sumber. Atas izin publikasinya kami ucapkan terima kasih.

    Salam
    redaksi puloserbu.com

  18. waduh mas jengjeng..cerita nya asli keren..fullstory..transport ok ga mahal..makan jg kata mas cuma 10.000an..klo penginapan nya kan 300rban..itu bisa masuk brp manusia mas maximal?jadi kan murah patungan nya.. ๐Ÿ˜€
    Rencana taon baru ga mau di pulau jawa nih..BOSAN..
    kalo ada waktu, info ny dibls ke blog saya aja ya mas..tq mas jengjeng..:D

  19. wah seru bgt yach…
    tp kl g ngajak org yg dah kesana pst bingung yach mo kmn n gmn…

    asyik jg tuch ada travel agent yg murah…
    patut di prtimbangkan..hehehh

  20. Kalau boleh tau disana tidak masalah kan kalau kita menginap menggunakan tenda??

    baru pertama kali nih, trus koceknya juga dompet mahasiswa nih…

    tolong infonya.

    thanks

  21. kalo membuka tenda, kayaknya gak ada tempatnya. Pulau Pramuka udah padat dengan pemukiman penduduk. ๐Ÿ˜€

    mungkin bisa membuka tenda di Pulau Karya atau pulau-pulau lain yang tak berpenghuni.. ๐Ÿ˜€

  22. hmm…pengen banget kesono.
    tapi sayang ga ada teman.
    kalo berangkat ndiri lutju kali ye ???

  23. yang lagi pengin ke Pulau pramuka dengan budget mahasiswa buat schedule yuk….. pake tenda boleh juga ngirit…..kontak gue ya….085648170330 ragil jakarta

  24. sekarang di pulau pramuka sudah ada penyewaan paraselling sama banana boat, wah yang pasti seru bnget..tp dimulainya dari bulan febuari..

  25. mas..mo nanya..klo pake wisma itu gimana caranya kita booking??apakah ada nomer yang bisa dihubungi..soalnya kita mo ksna di hari libur panjang..thanx..

  26. mas saya juga sempat tinggal dipulau pramuka, krn ortu saya asli dr pulau panggang.
    mnurut saya pulau pramuka yg sekarang jauh lebih baik, bgitu juga pulau karya. tp sayang pulau panggang seperti tdk terurus…
    saya juga pernah ke pulau semak daun yg gak berpenghuni tp dsna lebih assik suasananya.
    apalagi pulau air,, lebih bgs n indahh bgd.

  27. Wah…… jd ngiler pengin kesana lagi…..
    pasti fasilitas rekreasinya udah lengkap……
    btw apa kabar ya tanaman mengrove yang aq tanam?????

  28. Nusa cafe itu dimananya ya?soalnya tahun lalu sy ke pulau pramuka ga ada nusa cafe?
    Makasih

  29. waduh, pengen dong ikutan jalan2 murmer begitu……boleh ‘ngak???
    week end ini jalan kemana???? ikutan dong…..

  30. Hai Hai Teman-teman semua!

    Kami dari Langit Biru Adventure ingin mengajak kalian semua untuk menikmati keindahan alam Pulau 1000 dengan gaya dan harga backpacker, AND PLUS ALL THE FUN!

    TRIP 2 hari 1 malam, dengan itinerary:
    – bersepeda dan mengunjungi jembatan Tidung (hayoh adu nyali lompat dari ketingginan 5 meter lho!)
    – snorkling ke pulau karang beras, air, dan payung
    – BBQ dan menginap di pulau pramuka

    Check our web:
    http://www.langitbiruadventure.com

    FB: Langit Biru Adventure

    email: [email protected]

    Phone: 085691604890 (Christian)

    Harga Rp. 450 ribu/ orang. (Rp. 400 ribu/ orang bila minimal 5 orang)

    Kami juga menyediakan paket2 perjalanan ke alam indonesia lainnya, seperti BODY RAFTING di green canyon, CAVING di buniayu, etc.

    AYO AYO, DITUNGGU KABARNYA YA!

    -Langit Biru Adventure-

  31. info yg sangat bermanfaat buat saya gan,,thanks,,,ditunggu lagi info backpaker berikutnya..

  32. makasih mas infonya,, mo jalan2 nihhh tapi surfing2 dulu biar ga nyasar.. thanks banget loh tulisannya ^_^

  33. Makasih ya…. ceritanya enak dibaca dan objectif. foto2nya juga objektif, apa adanya tapi bukan alakadarnya hehe. Saya lagi cari lokasi untuk tugas reportase dari sekolah anak saya. Ada beberapa pilihan lokasi, saya cari yg biayanya terjangkau dan yg penting sih aman buat ukuran anak SMP.

  34. Kalau ke pulau seribu tanpa mengandalkan paket wisata terlalu beresiko nggak sih?? Pengen kesana, tapi bingung mau ambil paket wisata atau langsung nekat kesana aja.. Kasih tips yak..

  35. hallo!!!
    aku mau tanya nih,
    paling asik ke pulau tidung, pulau pramuka atau pulau harapan ya?
    thanks :)

Comments are closed.