Pas keluyuran ngicip-icip penganan di Bogor kemarin, saya menemukan penjual soto yang menggunakan kecap (cap) Zebra.
Konon kecap ini adalah kecap asli Bogor yang telah ada sejak kurang lebih 60 tahun yang lalu.
Pas keluyuran ngicip-icip penganan di Bogor kemarin, saya menemukan penjual soto yang menggunakan kecap (cap) Zebra.
Konon kecap ini adalah kecap asli Bogor yang telah ada sejak kurang lebih 60 tahun yang lalu.
Sebelum acara Ngupas Benhil, sebenernya saya udah melakukan acara pre-ngubek pasar.
Bersama Yudi dan Pito, saya menjelajah Pasar Subuh Blok M Sabtu dini hari.
Setelah sukses dengan Beringharjo Hunting Tour, JalanSutra kembali menggelar acara Ngupas Benhil (Ngubek Pasar Bendungan Hilir).
Selain menguak lokasi makan di dalam pasar, acara ini menjadi istimewa karena ada pembagian buku kuliner edisi ke-4yang ditulis oleh para dedengkot JS.
Di antara gedung-gedung pencakar langit Jakarta, rupanya ada sebuah masjid tua yang seolah-olah tenggelam di antara kaki-kaki gedung-gedung itu.
Terletak di pusat kota, rupanya ndak banyak orang yang tau tentang keberadaan masjid yang memadukan corak Cina, Betawi, Hindu, dan Arab ini.
Sudah beberapa kali saya mengamati seorang ibu penjual serabi di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Duduk tanpa menggunakan dhasaran kecuali hanya sebuah dingklik, anglo, dan keranjang untuk menjajakan serabinya.
Walau saya penasaran dengan serabi yang satu-satunya dijual di seputaran pasar ini, namun baru kemarin itu saya mampir mendekati ibu penjual serabi itu.
Ketika jeng-jeng ke Bogor beberapa waktu yang lalu, saya sempat mencicipi soto khas Bogor, yaitu Soto Kuning Bogor.
Sebenernya di Bogor sendiri ada 2 gagrak soto, yaitu soto kuning dan soto bening. Kedua soto ini mengikuti pola dasar persotoan, yaitu soto bersantan dan soto ndak bersantan.
Dua tahun yang lalu, cobaan itu datang. Memporak porandakan cita-cita dan harapan. Merenggut kebahagiaan kepala-kepala mungil itu.
Namun Tuhan rupanya mempunyai rencana lain. Melalui cobaan itu rupanya skenario besar yang menjadi alur dasar kehidupan saya (dan kita) sekarang.
Belum sebulan kesasar di Jakarta, saya kok sudah kangen sama Jogja. Nah, untuk mengurangi rasa kangen, saya pun kemecer pengen makan gudeg.
Ternyata, mencari gudeg di Jakarta ini gampang-gampang susah. Mencari gudeg dengan rasa original yang nJogja banget, membutuhkan kemampuan ndoyok yang super.