Segarnya Es Bir Kocok Gang Roda, Bogor

Bir Kocok

Bir, minuman yang mengandung alkohol ini bagi sebagian orang merupakan minuman yang haram untuk dikonsumsi.

Namun ini ndak berlaku untuk minuman segar dari Bogor ini.

Pas jeng-jeng kemarin, Pakde Mbilung mengajak saya untuk menikmati minuman yang bisa dibilang hampir punah ini.

Kalo kita mengenal Bir Pletok, maka tentu kita ndak akan asing lagi dengan Bir Kocok yang rupanya masih sodaraan sama minuman dari Betawi tersebut.

Minuman segar berbahan air sari jahe ini memang menyegarkan lagi menyehatkan.

Warnanya yang kemerahan diakibatkan oleh campuran kayu manis. Sedangkan bau harumnya muncul dari penggunaan cengkeh.

Pak Acep mengocok bir

Busa putih yang membuat minuman ini disebut dengan “bir” adalah akibat pengocokan campuran air jahe, gula, kayu manis, dan cengkeh ini dengan es batu pada sebuah tabung stainless steel yang memiliki tinggi sekitar 30 cm dan berdiameter 15 cm.

Pak Acep, demikian nama lelaki renta penjual minuman yang sudah mangkal di Gang Roda, Bogor sejak 45 tahun yang lalu.

Bisa dibilang penjual bir kocok di kawasan ini hanyalah Pak Acep seorang.

Kalo pun ada penjual lain, itu adalah anak bungsunya yang ingin meneruskan usaha bapaknya.

Jaman dulu minuman ini sering diminum oleh para calon pengantin yang hendak melangsungkan pernikahan.

Inilah sebabnya minuman ini juga sering disebut dengan “bir pengantin”.

Khasiatnya tentunya untuk menjaga kesehatan dan menjaga stamina. ;))

Hampir setiap hari Pak Acep mangkal di Gang Roda. Dalam sehari bisa 2 kali shift ia berjualan.

Jika dagangan pada pagi hari habis, dia akan pulang untuk mengambil stok berikutnya dan akan dijualnya hingga petang menjelang.

Hampir setiap hari pula dagangannya ludes. Konsumennya ndak hanya masyarakat Bogor, namun juga dari Jakarta yang rela ndoyok blusukan.

Eh, bukannya “orang Jakarta” itu kebanyakan orang Bogor yang tiap hari ngelajo Bogor-Jakarta? ;))

“Dulu ada yang jual di sekitar Gambir, tapi sekarang sudah ndak ada lagi”, kata Pak Acep.

Gerobak Es Bir Kocok

Pak Acep memang hanya mangkal di Gang Roda. Sejak tahun 1960-an dia menguasai bisnis ini.

Menggunakan gerobak putih yang khas, membuat Pak Acep mudah untuk ditemukan. 😀

Sebelum disajikan, air jahe, gula, kayu manis, dan cengkeh sudah diracik dan dikemas dalam botol-botol. Satu botol berkapasitas 4-5 gelas.

Bila ada pembeli, Pak Acep akan menakar air yang dituang dari botol ke tabung stainless steel-nya bersama pecahan es batu lalu menggoyang melingkar.

Untuk segelas bir segar ini, kerusakan yang ditimbulkan hanya 2 ribu rupiah saja. Cukup murah, bukan?

Tentunya ini ndak termasuk ongkos dari Jogja ke Bogor, lo ya! :))

39 comments

  1. ^^v wahhhh asyikkk nih…bikin pengen aja.o ya kapan jalan2 kecandi lagi..kangen denger ceritanya lagi nih….ko makanan terus.

  2. kirain bir beneran 😀
    gang roda ini sebelah mana stasiun ya, zam? :-??
    mungkin laporan selanjutnya bisa dikasih map – dengan googlemaps mungkin b-(

    toss, zam :drunk

  3. @ Kang Deny:

    seingat saya di sekitar Pasar Lama Bogor, deket Kebun Raya. kalo dari stasiun, lumayan keknya. di sekitar stasiun itu kan pasar yang baru, kang..

    namanya juga ndoyok, jadi ndak sedia alat-alat untuk pemetaan, kang 😀

  4. di deket rumahku ada gang roda juga, tapi di sana ga ada yang jual bir pletok, kecuali bandar gerobak 😉

  5. *cleguk*
    we ik, enak kih =P~

    btw, itu gmbr terahir,
    tulisan ‘Es bir Kocok’ klo dibaca dari samping keatas bawah lucu juga,
    jadinya ‘KEBO ICSROK’ ;))

  6. Weh, jadi ingat minuman favoritku dulu. Kunyit asam Pak Pur di Boulevard. Masih ada ndak ya??

    (gak nyambung yo mbuh)

  7. digerobak sampai ada foto pak acep ya zam, apa ada tulisan tidak buka cabang dimana-mana hehehe… benar benar minuman penggugah selera, aku sampe menahan air liurku.. sluurrppp… ^^v

  8. Bogor yak??

    baru tau di bogor ad yg jual minuman langka kek gitu…

    btw, Gang Roda itu di bogor daerah mana ya? 😀

Comments are closed.