Diriwayatkan dari Ahmad Kailani, agar kuat berpuasa maka hendaklah kamu membaca doa:
Allahuma baring sana baring sini
tuh liat jamnya, waduh masih lama
perut sudah lapar, jadi ingat makan
knapa lama sekali, udah mau mati..
Selamat mencoba! [-o<
Diriwayatkan dari Ahmad Kailani, agar kuat berpuasa maka hendaklah kamu membaca doa:
Allahuma baring sana baring sini
tuh liat jamnya, waduh masih lama
perut sudah lapar, jadi ingat makan
knapa lama sekali, udah mau mati..
Selamat mencoba! [-o<
Sekitar seminggu yang lalu, tepatnya hari Ahad tanggal 2 September 2007, saya dan Didit melakukan perjalanan yang kami beri tajuk, “Petualangan Si BOLANG (Bocah Hilang)” lengkap dengan tas, syal, dan topi terbaliknya. :))
Kali ini Si BOLANG akan menjelajah daerah Klaten, tepatnya Umbul Manten, tempat wisata alternatif yang mungkin cocok dikunjungi menjelang bulan puasa seperti ini.
Melanjutkan petualangan candi sebelumnya, semoga ndak pada bosen, ya. ๐ Kali ini saya mo cerita soal dolan saya ke Candi Banyunibo.
Ndak banyak yang tahu soal keberadaan candi ini. Lokasinya yang terpencil, akses jalan yang rusak, membuat candi eksotis ini kurang dikenal. Padahal candi Budha ini masih berdiri megah dan reliefnya masih banyak yang utuh.
Kali ini tim petualangan selain Didit dan saya, ketambahan lagi seorang wartawan kagetanโข berjuluk Bung Annots yang bukan pabrik roti itu. :))
Kembali jelajah candi saya lakukan. Biasalah, stres karena siksaan pekerjaan membuat saya ingin lepas sejenak dari rutinitas dengan mengagumi karya cipta budaya manusia masa lampau.
Tapi lama kelamaan kok sepertinya saya terobsesi untuk menjelajah seluruh sebanyak mungkin situs candi, terutama candi-candi yang jarang terekspos mengingat selama ini yang kita kenal hanya Candi Borobudur atau Prambanan saja. Proyek 1000 Candi, kata Bung Annots. :-j
Mungkinkah selama ini saya salah ambil jurusan, ya? Bisa jadi. Tapi ndak juga sih, gelar saya kan S.Si. alias Sarjana Sarkeologi Sains, dan kebudayaan termasuk sains juga, bukan? *maksa* :-”
Kali ini saya bersama Didit mengunjungi Candi Sambisari, candi bercorak Hindu yang terletak 6,5 meter di bawah permukaan tanah.
Setelah lama ndak ngerusak soskot WP, di sela-sela penyiksaan kerjaan, saya menyempatkan diri untuk ngilik template itung-itung sebagai intermezo dari rutinitas. Sebenernya sih karena ancaman simbok Venus untuk merombak template lamanya. :-S
Walau sebenernya hasil pengrusakan saya ini belum kelar-kelar bener, tapi rasa sombong dan takabur membuat saya ingin buru-buru pamer. Yah, bisa dibilang semacam soft launching gitu lah.. b-)
Sekilas memang ndak banyak berubah, karena saya cuma nambah beberapa aksesoris sebagai ajang sok-sokan saja dan biar dibilang heker yang keminter. :))
Ini postingan ke sekian kali yang bernada sedih. :-<
Setelah bermenyek-menyek pas farewell party-nya De Marko, juga hengkangnya Ridlo dari Jogja untuk pulang ke Jakarta karena diusir sama Pak Sugeng sang pemilik kos, juga Wini yang jadi te-ka-we di Abu Dhabi untuk jadi tukang peras susu onta, kini giliran seorang rekan yang akan meninggalkan Jogja. ๐
Sedih, tapi juga bangga dan bahagia. Satu persatu kami harus mulai menata kembali jalan untuk mencapai masa depan yang semoga lebih baik. Jadi jongos kumpeni di negeri kaya nan miskin ini. :-<
Kutunggu cerita suksesmu, Pic! ๐
And who’s next? Didit? Adi? Arnanto? We’re just counting the time, fellows.. ๐
Ah, Yogyakarta. Setiap sudutnya adalah kenangan. Setiap jengkalnya adalah harapan. Aku makin cinta dengan kota ini. ๐ก
Sampai jumpa lagi, kawan! Sungguh aku benci mengucapkan kalimat ini.. ๐
Melanjutkan petualangan candi yang tertunda saat kunjungan ke Candi Kalasan beberapa waktu yang lalu, kali ini saya ditemani Dipto mengunjungi Candi Sari, candi yang terletak sekitar 500 meter di timur-laut Candi Kalasan.
Tidak hanya Candi Sari, kami pun sempat meninjau (halah, bahasanya) kompleks Candi Kedulan yang merupakan candi yang baru saja ditemukan dan sedang dalam proses penggalian.
Penasaran dengan perjalanan saya? Simak terus petualangan saya kali ini. Halah, bahasanya kek host acara traveling.. :))
Setelah wisuda lalu foto-foto? Itu sih udah pasti. Tapi di Jogja, ada beberapa ritual unik yang sering dilakukan setelah wisuda. Ritual-ritual yang entah kapan mulainya dan dari mana asalnya ini seakan-akan hal yang wajar mengingat status Yogyakarta sebagai kota pelajar.
Ritual-ritual ini seakan-akan menjadi wujud ekspresi gembira kelulusan dan kecintaan para lulusan baru yang akan meninggalkan Jogja, yang mungkin sangat dicintainya dan memberikan kenangan tersendiri.
Walau ndak semua lulusan baru melakukan ritual ini, tapi banyak juga yang melakukannya. Tentu saja, karena untuk melakukan ritual-ritual ini dibutuhkan nyali dan keberanian yang tinggi. Beberapa ritual bersifat opsional, tapi ada satu yang selalu sama, yaitu melakukan ritual di Tugu Jogja yang terkenal itu.
Alhamdulillah. Lega, bahagia, sedih, pokoknya campur aduk. Itulah perasaan saya dan teman-teman lain yang wisuda hari ini, Rabu Pon, 15 Agustus 2007. Walau pagi tadi Jogja sempet diguyur hujan, tak menyurutkan semangat para wisudawan-wisudawati untuk menuju ke Gedung Grha Sabha Pramana UGM.
Setelah lama mengidam-idamkan, akhirnya kesampaian juga. Saya wisuda! Sehingga saya berhak mendapatkan beberapa tambahan huruf di belakang nama menjadi:
Muhammad Zamroni, S.Si.
Lumayan lah, keliatan keren untuk dicantumkan di kartu nama atau untuk menghadap calon mertua. ;))
Rasanya baru kemarin kita registrasi bareng, rasanya baru kemarin kita ngisi KRS bareng, rasanya baru kemarin kita key-in bareng, rasanya baru kemarin kita kuliah bareng, rasanya baru kemarin kita ujian bareng, tapi tak terasa sudah 5 tahun kita bersama..
De Marko. Kemarin kita dari Gunungkidul, menjelajah pantai perawan nan eksotis itu. Sebelumnya kita menjajah Dataran Tinggi Dieng yang memanjang itu. Belum lagi Merapi yang kini semakin menjadi itu. Baru kemarin kan, kita keluyuran bersama?
Kenangan bersama kalian tak terlupakan. Kegilaan kita tak akan tergantikan. Kisah-kisah perjalanan kita tak akan terulang.
Sampai jumpa lagi, kawan! Semoga sukses dapat kita capai bersama, walau dengan cara yang berbeda-beda. ๐
Buat yang belum selesai, ayo segera nyusul! ๐
De Marko adalah Yudhi, Aan, Ridlo, Febri, Kuya, Koje, Nungky, Nyai, Tupic, Kailani, Heru Narsis, Heru Riyanto, Mantri, Budi, Beben, Didit, Arnanto, Ricoh, Adi, Hugo, Andi Mun, dan anak-anak ELINS 2002 yang tidak dapat disebutkan dan di-link satu per satu..